Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[POPULER MINA] Gencatan Senjata di Gaza dan Kerugian Israel

Hasanatun Aliyah - Ahad, 19 Januari 2025 - 12:39 WIB

Ahad, 19 Januari 2025 - 12:39 WIB

35 Views

Warga Gaza sambut kesepakatan gencatan senjata (foto: Palinfo)
Warga Gaza sambut kesepakatan gencatan senjata (foto: Palinfo)

MINA – Informasi kesepakatan gencatan senjata telah disetujui oleh Gerakan Perlawanan Hamas dan entitas Israel dan kerugian besar Israel selama serangannya di Gaza, Palestina menjadi sorotan pembaca Minanews.net edisi 13-19 Januari 2025.

Kesepakatan Gencatan Senjata Hamas – Israel

Hamas pada Rabu (15/1) menyetujui proposal kesepakatan gencatan senjata di Gaza, delegasi yang dipimpin oleh Khalil al-Hayya telah menyerahkan persetujuan Hamas kepada para mediator di Qatar dan Mesir.

Kantor Berita Al Jazeera melaporkan, Hamas sepakat atas proposal tersebut di mana PM Qatar, Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani mengadakan konferensi pers malam itu, terkait pengumuman kesepakatan tersebut.

Baca Juga: Kesaksian Sanderaa Israel Alexander Trubanov atas Akhlak Para Pejuang Hamas

Dilansir dari Arab News, kesepakatan tersebut akan menghentikan perang yang sudah berlangsung selama 15 bulan dengan Hamas di Gaza dan membebaskan puluhan sandera Israel yang ditawan oleh pejuang di sana.

Mediator Qatar dan AS mengumumkan gencatan senjata pada Rabu (15/1), tetapi kesepakatan itu menggantung selama lebih dari satu hari karena Netanyahu bersikeras ada kendala di menit-menit terakhir yang ia salahkan kepada Hamas.

Pendudukan Israel akhirnya menyetujui gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera dalam rapat pada Jumat (17/1) malam waktu setempat.

Kantor Perdana Menteri Israel dalam rilis resmi menyatakan kabinet menteri yang berisi 33 orang menyetujui gencatan senjata usai debat berjam-jam, The Guardian melaporkan.

Baca Juga: Serangan Bom Bus di Tel Aviv “Balas Dendam Kamp Tulkarm”

Qatar mengumumkan perjanjian gencatan senjata tiga fase untuk mengakhiri lebih dari 15 bulan serangan mematikan Israel di Jalur Gaza dengan gencatan senjata yang akan mulai berlaku pada Ahad.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Qatar, Majed Al-Ansari di X, Sabtu (18/1) mengumumkan, perjanjian gencatan senjata di Gaza mulai berlaku pada pukul 08.30 waktu setempat (06.30GMT) pada Ahad (19/1).

“Sesuai dengan koordinasi para pihak dalam perjanjian dan mediator, gencatan senjata di Gaza akan dimulai pada pukul 08.30 pada hari Ahad 19 Januari, waktu setempat di Gaza,” kata Menlu Qatar Majed Al-Ansari.

Berdasarkan kesepakatan tahap pertama, yang akan berlangsung selama 42 hari, Hamas telah setuju untuk membebaskan 33 sandera termasuk anak-anak, wanita, termasuk tentara wanita, dan mereka yang berusia di atas 50 tahun.

Baca Juga: Beberapa Ledakan Bus Guncang Tel Aviv, Timbulkan Ketakutan dan Kota Lumpuh

Sebagai gantinya, Israel akan membebaskan 50 tahanan Palestina untuk setiap tentara wanita Israel yang dibebaskan oleh Hamas, dan 30 untuk sandera wanita lainnya.

Kementerian Kehakiman Israel dalam situs webnya pada Sabtu (15/1) mengatakan, 737 tahanan dan narapidana Palestina akan dibebaskan sebagai bagian dari tahap pertama kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera Gaza yang disetujui.

Kementerian Kehakiman mengatakan, pemerintah menyetujui pembebasan 737 tahanan dan narapidana yang saat ini berada dalam tahanan lembaga pemasyarakatan. TRT World melaporkan.

Saat ini ada 10.400 warga Palestina di penjara-penjara Israel, tidak termasuk tahanan yang ditangkap di Gaza selama 15 bulan terakhir perang Tel Aviv di Gaza, menurut Komisi Urusan Tahanan Palestina dan Masyarakat Tahanan Palestina. Beberapa dari mereka telah berada di penjara-penjara Israel selama beberapa dekade.

Baca Juga: Isaac Herzog Minta Maaf, Sebut Israel telah Hancur Berantakan

Meski kesepakatan gencatan senjata telah diumumkan pada Rabu, pihak Israel masih terus melakukan serangan yang mematikan terhadap warga di Gaza.

Sumber medis Palestina melaporkan bahwa jumlah korban tewas di Gaza telah mencapai 103 pada Rabu.

Kantor Berita WAFA melaporkan, hingga Jumat (17/1) pagi, tercatat 264 warga sipil mengalami luka-luka akibat serangan berkelanjutan oleh penjajah Zionis Israel di Jalur Gaza.

Hampir 46.900 warga Palestina syahid, sebagian besar wanita dan anak-anak dan lebih dari 110.600 terluka dalam perang genosida Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023, menurut otoritas kesehatan setempat.

Baca Juga: Tentara Israel yang Dibebaskan: Hamas Menghormati Tradisi dan Hari Raya Yahudi Kami

Kerugian Besar Israel Selama Serangannya di Gaza

Informasi lainnya yang menjadi sorotan pembaca Minanews.net lainnya yaitu kerugian besar Israel selama serangannya di Gaza.

Surat Kabar Bisnis Israel Calcalist, melaporkan pada Jumat (17/1) kerugian ekonomi akibat perang genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza mencapai sekitar 250 miliar shekel (USD 67,57 miliar) pada akhir tahun 2024.

Kerugian tersebut termasuk $34 miliar dalam bentuk kerugian militer langsung dan $40 miliar dalam bentuk kerugian terhadap anggaran umum, yang merupakan kerugian terbesar dalam sejarah pendudukan.

Baca Juga: Hamas Serahkan Empat Jenazah Sandera Israel yang Tewas ke Palang Merah

Sekitar 60.000 perusahaan juga tutup selama setahun terakhir, 50 persen lebih banyak dibandingkan dengan tahun 2023, sementara jumlah wisatawan menurun hingga 70 persen, yang menyebabkan kerugian melebihi $5 miliar bagi sektor pariwisata.

Selain itu, sektor konstruksi merugi $4 miliar, dan lebih dari 70 perusahaan di sektor ini tutup, Middle East Monitor melaporkannya.

Data menunjukkan bahwa sepertiga penduduk pendudukan Israel hidup di bawah garis kemiskinan, sementara seperempat penduduk menderita kerawanan pangan.

Pengungkapan angka-angka ini terjadi beberapa jam sebelum kesepakatan gencatan senjata dicapai dengan Gaza.

Baca Juga: Sebanyak 170 Ribu Prajurit Israel Cari Perawatan Psikologis

Kementerian Keuangan Israel mengumumkan bahwa pendudukan telah mengalami kerugian finansial sebesar sekitar 125 miliar shekel (setara dengan $34,09 miliar) sejak pecahnya perang di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023.

Angka-angka ini mewakili biaya langsung perang, tanpa memperhitungkan dampak ekonomi dan sosial yang lebih luas yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan dalam pendudukan Israel. []

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Israel Masih Halangi Masuknya Alat Berat ke Gaza

Rekomendasi untuk Anda