MINA – Informasi pejuang perlawanan Islam Palestina, Hamas mendaur ulang bom Israel yang gagal meledak di Gaza dan tentara Zionis Israel menjual senjata militer secara ilegal di situs online kerena kekurangan dana menjadi sorotan pembaca Minanews.net">Minanews.net dalam sepekan edisi 24-30 Juni 2024.
Kelompok pejuang Hamas memanfaatkan sisa-sisa bom Israel yang gagal meledak di Gaza, sekitar 3.000 bom tersebut dirakit ulang oleh para pejuang untuk melakukan serangan balik ke tentara Zionis Israel.
Hal itu diungkap oleh Radio Tentara Israel pada Senin (24/6) dengan mengutip pejabat keamanan Israel yang tak disebutkan namanya mengatakan, tentara Zionis mengetahui hal tersebut.
Sumber mengatakan, Hamas tidak kesulitan untuk mendapatkan bahan peledak di Gaza karena sisa-sisa bom Israel itu tersedia dalam jumlah besar.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
“Hamas sedang mencoba menggunakan sisa-sisa bom Angkatan Udara Israel yang diluncurkan dan gagal meledak, sebagai sumber bahan peledak untuk membuat senjata baru,” lanjutnya.
Pejabat itu mengatakan, militer Zionis Israel menilai bahwa Hamas bisa memanfaat jeda dalam gencatan senjata untuk memproduksi senjata.
Pejabat senior militer Israel yang menangani masalah ini, memperkirakan dari sekitar 50.000 bom yang dijatuhkan Angkatan Udara Israel di Gaza sejak awal serangan, sekitar 5 persen yang belum meledak, berarti ada 2.000 sampai 3.000 bom belum meledak bisa dirakit ulang Hamas.
Menurut pakar senjata dan intelijen Israel dan Barat, laporan intelijen pada Januari 2024 lalu menunjukkan sejauh mana Hamas mampu membuat banyak roket dan persenjataan anti-tank.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Perbendaharaan militer Hamas itu diproduksi menggunakan ribuan amunisi Israel yang gagal meledak di Jalur Gaza. Menurutnya, Hamas juga mempersenjatai pejuangnya dengan senjata yang dicuri dari pangkalan militer Israel.
Laporan tersebut berdasarkan informasi intelijen yang diperoleh selama pertempuran berbulan-bulan sejak 7 Oktober 2023.
Terkait ini, Institut Studi Keamanan Nasional Israel, yang berafiliasi dengan Universitas Tel Aviv, memperkirakan lebih dari 19.000 roket telah ditembakkan dari Gaza ke wilayah Israel sejak awal perang.
Dalam updatenya pada Senin (24/6), Institut Israel melaporkan di situsnya, bahwa sejak awal perang, 1.610 warga Israel telah tewas, termasuk 665 tentara, dan 16.538 tentara Israel terluka.
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian
Sementara itu informasi lain yang menjadi sorotan pembaca Minanews.net">Minanews.net yaitu, Tentara Zionis Israel dikabarkan terlibat skandal baru karena menjual senjata dan peralatan militer secara ilegal.
Informasi tersebut diungkapkan surat kabar Israelm Calcalist pada Selasa (25/6), menurutnya Tentara membutuhkan biaya besar untuk melawan pejuang Hamas di Gaza, Palestina.
Disebutkan, tentara cadangan Israel menawarkan berbagai senjata dan peralatan militer untuk dijual melalui situs online website.
Media itu mengatakan, peralatan militer dijual secara diam-diam oleh tentara Zionis untuk mencari uang, karena kondisi ekonomi sulit yang dialami pasukan Israel akibat agresi mereka di Gaza sejak Oktober 2023.
Baca Juga: IDF Akui Kekurangan Pasukan untuk Kendalikan Gaza
“Hal ini terjadi karena kondisi ekonomi sulit yang dialami pendudukan Israel akibat perang mereka di Gaza. Selama konflik pecah, tentara Israel kekurangan sumber keuangan,” kata media itu.
Laporan tersebut mengindikasikan telah terjadi kekurangan peralatan tempur di pasar-pasar Israel sejak Oktober tahun lalu, yang mendorong sejumlah kelompok untuk menjual peralatan militer Israel.
Kelompok-kelompok itu dipimpin oleh tentara cadangan Israel yang memiliki akses terhadap senjata dan peralatan militer tempur.
Mereka menawarkan peralatan militer tersebut untuk dijual kepada individu yang membutuhkannya.
Baca Juga: Hamas Tegaskan, Tak Ada Lagi Pertukaran Tawanan Israel Kecuali Perang di Gaza Berakhir
Mi’raj News Agency (MINA)