MINA – Informasi pendudukan Israel membunuh hingga menyembunyikan bukti kejahatannya dan menggunakan makanan sebagai senjata kepada warga Palestina di Gaza menjadi sorotan pembaca Minanews.net dalam sepekan edisi 31 Maret-6 April 2025.
Israel Bunuh dan Sembunyikan Kejahatannya di Gaza
Setidaknya militer Israel telah membunuh 1.513 pekerja kemanusiaan meninggal dan ratusan fasilitas medis hancur sejak dimulainya agresi Israel di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023.
“Jumlah syuhada dari tim medis telah mencapai 1.402, selain 111 syuhada dari tim Pertahanan Sipil, sehingga totalnya menjadi 1.513 sejak dimulainya agresi,” kata Kantor Media Pemerintah di Gaza dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Anadolu Agency, Selasa (1/4).
Baca Juga: Beredar Rekaman Video Detik-Detik Israel Bunuh Paramedis di Gaza
Serangan Israel baru-baru ini di Rafah di Gaza selatan terhadap anggota Bulan Sabit Merah Palestina dan Pertahanan Sipil menyoroti bahaya yang dihadapi oleh para pekerja kemanusiaan di Gaza, yang mempertaruhkan nyawa mereka setiap hari untuk menyelamatkan orang lain.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengumumkan penemuan 14 jenazah setelah serangan Israel. Para korban termasuk delapan pekerja Bulan Sabit Merah, lima personel Pertahanan Sipil, dan satu anggota staf dari sebuah badan PBB.
“Menargetkan atau membahayakan responden darurat, jurnalis, atau pekerja kemanusiaan adalah pengabaian hukum internasional yang mencolok dan serius,” kata Philippe Lazzarini, Komisaris Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di X.
Euro-Med Human Rights Monitor yang berpusat di Jenewa menggambarkan insiden itu sebagai eksekusi massal terbesar terhadap pekerja kemanusiaan dalam sejarah peperangan modern.
Baca Juga: Protes Netanyahu, Ribuan Orang di Tel Aviv Turun ke Jalan
Sementara Pelapor Khusus PBB untuk situasi Hak Asasi Manusia di Palestina, Francesca Albanese, mengatakan Israel menyembunyikan bukti-bukti pembunuhan paramedis di Palestina.
“Bukti pembunuhan paramedis di Rafah telah disembunyikan, dan bahwa tentara Israel tidak menghadapi pembatasan atau kontrol atas pembunuhan warga Palestina,” kata Albanese dalam sebuah posting di X, WAFA melaporkan, Sabtu (5/4).
Israel Gunakan Makanan Sebagai Senjata di Gaza
Komisioner Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini, mengecam Israel karena menggunakan makanan dan bantuan kemanusiaan sebagai senjata di Gaza.
Baca Juga: Hamas Rilis Video Sandera Israel di Gaza yang Masih Hidup
Dalam sebuah unggahan yang dibagikan di X, Lazzarini membahas terkait situasi mengerikan di Gaza, tempat pasukan pendudukan Israel telah melancarkan serangan genosida selama 18 bulan.
Mengutip WAFA, Lazzarini mencatat bahwa kelaparan dan keputusasaan merajalela di Gaza, karena Israel menggunakan makanan dan pasokan kemanusiaan sebagai alat perang.
“Israel telah memberlakukan blokade ketat di Gaza selama lebih dari sebulan, mencegah masuknya barang-barang penting, termasuk makanan, obat-obatan, dan bahan bakar,” kata Lazzarini dengan menggambarkan hal ini sebagai bentuk hukuman kolektif terhadap penduduk sipil.
“Orang-orang [Gaza] kelelahan karena mereka terus terkunci di sebidang tanah yang sempit. Bantuan harus diizinkan masuk dan pengepungan harus dicabut,” kata Lazzarini.
Baca Juga: Belum Selesai Kasus Korupsi, Netanyahu Kini Terjerat Qatargate
Situasi di Gaza memburuk secara drastis pada awal Maret 2025, ketika pendudukan Israel menutup penyeberangan ke Jalur Gaza, menghentikan masuknya pasokan kemanusiaan, bantuan, dan medis yang penting. Hal ini menyebabkan memburuknya kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut yang belum pernah terjadi sebelumnya.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pakar HAM: Hukum Internasional Kata-Kata Belaka di Tengah Genosida Israel