Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[POPULER MINA] Kelaparan di Gaza dan Kemenangan Trump Pilpres AS

Hasanatun Aliyah Editor : Widi Kusnadi - Ahad, 10 November 2024 - 09:35 WIB

Ahad, 10 November 2024 - 09:35 WIB

19 Views

Anak-anak Gaza berjuang untuk mendapatkan makanan. (foto: Anadolu)

Informasi kelangkaan makanan mengakibatkan warga Gaza kelaparan sehingga terpaksa bertahan hidup hanya dengan mengkonsumsi air dan garam, selain itu kemenangan Donald Trump atas pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) menjadi sorotan pembaca Minanews.net edisi 4-10 November 2024.

Sulitnya makanan di Gaza, Palestina menyebabkan warga mengalami kelaparan. Anak-akan terancam kekuranagan gizi. Sementara banyak wanita yang melahirkan di tengah keterbatasan medis.

“Banyak keluarga yang hidup dari air dan garam selama beberapa pekan di Jalur Gaza Utara, karena semakin intensifnya pengepungan dan agresi Israel,” ujar Abu Abdullah melalui pesan singkat, Sabtu (9/11).

Sebelumnya ia juga mengatakan, agresi panjang dan tanpa henti yang dilakukan Israel mengakibatkan kondisi kemanusiaan yang terus memburuk di Jalur Gaza, Palestina.

Baca Juga: Universitas AS dan Kanada Sewa Perusahaan Keamanan Israel untuk Redam Aksi Pro-Palestina

Saat ini pasar dalam kondisi lumpuh dan mengakibatkan sejumlah harga bahan pangan melonjak, termasuk kentang yang tembus Rp 1, 27 juta per kilo.

“Ya Allah, pasar Deir Al Balah sudah lumpuh, tak ada barang lauk pauk yang dijual. Harga kentang tembus 1,27 juta per kilo,” ujar salah satu warga Gaza, Abu Abdullah, melalui pesan singkat kepada MINA, Jumat (8/11).

Ia menambahkan selain kentang, bahan pokok lainnya yang mengalami lonjakan harga adalah bawang putih yang mencapai Rp 212.000 ribu per siung, dan timun Rp 339.000 per kilo.

“Kalau logistik jangankan utara, di Gaza City saja per hari ini sudah tidak ada bahan makanan. Tidak ada yang dapat kami temui pagi ini yang dijual. Kami hanya dapat 8 kg beras dengan harga 53 Sheikel per kg,” kata Abu Abdullah.

Baca Juga: Qatar Komitmen Lanjutkan Mediasi Gencatan Senjata di Gaza

“Seluruh rakyat Jalur Gaza dari utara hingga selatan disiksa dengan kelaparan,” tegasnya.

Pembagian Gaza menjadi dua wilayah dengan memberlakukan cek poin semakin memperburuk situasi, dan Gaza Utara semakin terisolasi.

Saat ini, ada sekitar 80.000 warga Palestina yang masih berada di Gaza Utara tidak mendapatkan kebutuhan dasar dan bantuan kemanusiaan, menurut laporan koresponden Al Mayadeen di Gaza.

Ribuan warga sudah mengungsi dari Gaza Utara ke sebelah barat Kota Gaza dan bahkan harus tidur di jalanan karena kurangnya tenda yang tersedia.

Baca Juga: Israel Lakukan 150 Pelanggaran Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Hezbollah Lebanon

Pasukan pendudukan Israel juga terus menargetkan warga sipil di Jalur Gaza utara di tengah kekurangan akses bantuan kemanusiaan dan perawatan medis.

Kemenangan Donald Trump atas Pilpres AS

Informasi yang menjadi sorotan pembaca Minanews.net berikutnya tentang kemenangan Donald Trump atas pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat yang digelar pada 5 November 2024 waktu setempat.

Donald Trump dinyatakan menang atas lawannya Kamala Harris. Trump mendapat 295 suara elektor, sedangkan lawannya Kamala Harris dari Partai Demokrat mendapatkan 226 elektor.

Baca Juga: Iran Siap Dukung Tentara Suriah dan Irak

Trump akan dilantik pada 20 Januari 2025 mendatang. Ia menjadi presiden AS yang ke-47.

Terkait kebijakan luar negeri Donald Trump menyebut jika dirinya memimpin, ia memastikan tidak akan ada peperangan.

Trump menyampaikan hal itu dalam pidato kemenangan usai dirinya dinyatakan unggul versi hitung cepat (quick count) sejumlah media AS dilansir Anadolu, Rabu (6/11).

Selama pemerintah Joe Biden, ada dua peperangan besar di negara lain, yaitu Rusia-Ukraina dan Agresi Zionis Israel ke Gaza dan Lebanon. Keduanya berjalan atas peran besar dari AS.

Baca Juga: Pemerintah Inggris akan Tinjau Izin Penjualan Senjata ke Israel

Trump mengklaim, selama dirinya menjadi presiden pada 2016-2020 lalu, dirinya tidak pernah mengerahkan pasukan skala penuh.

AS selama ini menjadi pendukung setia Zionis Israel dalam melakukan agresinya ke Palestina. Sementara Trump juga dikenal sebagai presdien yang mendukung penuh keputusan Israel.

Bahkan, di masa Trump memimpin AS, ia membuat beberapa kebijakan kontroversial guna mendukung Israel, salah satunya memindahkan kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Ribuan Warga Homs Suriah Mengungsi Saat Pasukan Pemberontak Menyerang

Rekomendasi untuk Anda