MINA – Informasi terkait kesepakatan gencatan senjata Gaza terbaru antara Hamas dan Israel dan Pemerintah Indonesia menolak atlet Israel datang ke Jakarta menjadi sorotan pembaca Minanews.net dalam sepekan edisi 6-12 Oktober 2025.
Gencatan senjata terbaru antara Israel dan Hamas resmi mulai berlaku pada Jumat, 10 Oktober 2025 pukul 12.00 waktu setempat, menandai berakhirnya perang dua tahun di Jalur Gaza.
Kesepakatan ini dimediasi oleh Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar, serta dikonfirmasi oleh para mediator internasional sebagai akhir resmi dari konflik. Kabinet keamanan Israel menyetujui penghentian operasi militer dalam waktu 24 jam setelah pengesahan, sementara Hamas menyatakan siap mematuhi seluruh ketentuan tahap awal perjanjian.
Sebagai bagian dari kesepakatan, pertukaran tahanan Hamas akan membebaskan sekitar 20 sandera hidup dalam waktu 72 jam pada Senin (13/10) setelah gencatan dimulai, disertai pengembalian jenazah mereka yang tewas.
Baca Juga: Hamas: Keteguhan Rakyat di Tepi Barat Perisai Yahudisasi
Sebagai timbal balik, Israel berjanji membebaskan sekitar 2.000 tahanan Palestina, termasuk 250 tahanan dengan hukuman berat dan 1.700 tahanan lain yang ditahan selama perang. Pertukaran ini diharapkan menjadi langkah awal menuju kepercayaan antara kedua pihak yang telah lama berkonflik.
Israel juga mulai menarik pasukan dari kawasan perkotaan di Gaza, dengan penetapan garis batas militer baru yang lebih dekat ke perbatasan Israel–Gaza.
Meski begitu, sebagian kecil pasukan tetap akan berada di wilayah tertentu untuk mencegah potensi kebangkitan kelompok bersenjata. 250.000 lebih warga Palestina pun mulai kembali ke wilayah utara Gaza yang sebelumnya ditinggalkan, meski sebagian besar infrastruktur telah hancur akibat pertempuran panjang.
Di sisi kemanusiaan, kesepakatan membuka kembali akses besar-besaran untuk bantuan pangan, medis, dan logistik ke Gaza. Ratusan truk bantuan PBB telah disiapkan untuk masuk setiap hari, dengan prioritas pada kebutuhan medis dan makanan pokok bagi jutaan warga.
Baca Juga: Media Ibrani: Pendudukan Tak Mampu Lemahkan Hamas
PBB menegaskan akan memperluas operasi kemanusiaan selama 60 hari pertama guna menstabilkan situasi di wilayah yang mengalami krisis terburuk dalam sejarah modernnya itu.
Meski dianggap sebagai terobosan besar, kesepakatan ini masih menyisakan tantangan. Status politik Hamas, mekanisme pemerintahan Gaza pasca-perang, dan proses rekonstruksi besar-besaran belum memiliki kejelasan. Namun, dengan adanya jaminan dari mediator internasional dan komitmen kedua pihak untuk menjaga ketenangan, perjanjian ini dipandang sebagai langkah paling nyata menuju perdamaian dan rekonstruksi Gaza setelah bertahun-tahun didera konflik.
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan 6.000 truk bantuan kemanusiaan masih tertahan karena Israel belum membuka akses ke Gaza.
Mengintip Almayadeen pada Sabtu (11/10), Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan rumah sakit di seluruh Jalur Gaza telah menerima 151 martir dalam 24 jam terakhir, termasuk 116 jenazah yang ditemukan dari bawah reruntuhan, beserta 72 korban luka.
Baca Juga: Ratusan Ribu Warga di London Demo Dukung Palestina
Tim penyelamat dan pertahanan sipil terus menghadapi tantangan besar dalam menjangkau para korban yang masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan atau tersebar di sepanjang jalan, serta hancurnya infrastruktur utama.
Menurut kementerian Gaza, total korban syahid akibat genosida Israel, yang dimulai pada 7 Oktober 2023, kini telah mencapai 67.682 jiwa, dengan 170.033 lainnya luka-luka.
Indonesia Tolak Atlet Israel Berlaga di Jakarta
Pemerintah Indonesia resmi menolak kehadiran atlet Israel dalam Kejuaraan Dunia Senam yang akan digelar di Jakarta pada 19–25 Oktober 2025. Keputusan ini diambil setelah muncul tekanan dari berbagai organisasi masyarakat dan tokoh agama yang menilai kehadiran atlet Israel dapat memicu keresahan publik.
Baca Juga: Sudah Gencatan Senjata, 9.500 Warga Gaza Masih Hilang
Menteri Hukum dan HAM Yusril Ihza Mahendra menegaskan bahwa pemerintah tidak akan menerbitkan visa bagi atlet asal Israel. Sebelumnya, federasi senam Indonesia sempat mengajukan sponsor visa untuk enam atlet, namun permohonan tersebut akhirnya dibatalkan oleh pihak pemerintah.
Federasi Senam Dunia (FIG) menyayangkan keputusan Indonesia dan menyebut pentingnya menjaga ajang olahraga agar tetap terbuka untuk semua negara. Namun, FIG belum memutuskan langkah lanjutan, termasuk kemungkinan pemindahan lokasi kejuaraan.
Sementara itu, Federasi Senam Israel mengecam keputusan tersebut dan menyebutnya sebagai tindakan diskriminatif. Mereka berencana mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) agar atlet Israel, termasuk peraih medali emas Olimpiade Artem Dolgopyat, bisa tetap bertanding.
Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dan secara konsisten mendukung kemerdekaan Palestina. Penolakan terhadap partisipasi atlet Israel bukan kali pertama terjadi, sebelumnya Indonesia juga kehilangan status tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 karena alasan serupa.[]
Baca Juga: Ratusan Ribu Warga Gaza Mulai Kembali ke Rumah Setelah Gencatan Senjata Diumumkan
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pasukan AS Tiba di Israel untuk Misi Pemantauan Gencatan Senjata Gaza