
Polisi Israel batasi jamaah yang hendak shalat di Masjid Al-Aqsa (Quds Press)
MINA – Informasi terkait perang antara negara Republik Islam Iran dengan Penjajah Zionis Israel masih memanas dan Masjid Al-Aqsa ditutup dari kunjungan umat Islam Palestina menjadi sorotan pembaca Minanews.net dalam sepekan edisi 16-22 Juni 2025.
Perang Israel – Iran Masih Memanas
Ketegangan antara Iran dan Israel memuncak setelah serangan udara besar-besaran dilancarkan Israel ke Iran pada Jumat dini hari (13/6), yang menargetkan fasilitas nuklir dan militer. Serangan itu menewaskan sejumlah tokoh penting, termasuk Kepala Garda Revolusi Islam (IRGC), Hossein Salami, serta dua ilmuwan nuklir.
Menanggapi agresi tersebut, Iran langsung melancarkan serangan balasan lewat Operasi True Promise III, menyerang sedikitnya 150 target strategis militer Israel, termasuk Pangkalan Udara Nevatim, Ovda, dan Tel Nof di dekat Tel Aviv.
Baca Juga: Semarak Bazar Tabligh Akbar: Ragam Stand, Ragam Keberkahan
“Target-target ini berhasil diserang dalam beberapa tahap,” kata Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi, penasihat senior IRGC.
“Pangkalan-pangkalan ini menampung pusat komando dan kontrol serta pusat peperangan elektronik, dan merupakan salah satu tempat dari mana agresi terhadap Iran telah diluncurkan,” tambahnya.
Sebagai bentuk dukungan terhadap langkah pemerintah, ratusan ribu warga Iran memadati jalan-jalan ibu kota Teheran dan kota-kota besar lain seperti Tabriz dan Shiraz usai Shalat Jumat (20/6). Aksi ini disiarkan langsung televisi pemerintah.
“Ini adalah Jumat solidaritas dan perlawanan bangsa Iran di seluruh negeri,” ujar seorang penyiar televisi pemerintah, seperti dilaporkan Al Jazeera.
Baca Juga: Dari Pusdai untuk Al-Aqsa: Seruan Ukhuwah Umat Islam Menggema di Jawa Barat
Demonstran membawa bendera Iran, Palestina, Hizbullah, serta membakar bendera Israel dan AS, menolak intervensi asing dan menyuarakan dukungan penuh terhadap Ayatollah Ali Khamenei.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Iran pada Sabtu (21/6) mengumumkan jumlah terbaru korban tewas akibat serangan udara Israel yang sudah berlangsung sejak 13 Juni meningkat menjadi 430 orang, dengan lebih dari 3.500 warga sipil terluka.
Konflik ini menimbulkan kekhawatiran global dan dikhawatirkan membahayakan stabilitas kawasan serta keselamatan warga sipil di Timur Tengah.
Israel Tutup Masjid Al-Aqsa Dua Pekan Berturut
Baca Juga: Menyatukan Umat, Membebaskan Al-Aqsa: Peran Besar AWG di Balik Tabligh Akbar Pusdai
Informasi lainnya yang menjadi sorotan pembaca Minanews.net yaitu, pasukan Pendudukan Israel kembali menutup seluruh gerbang menuju kompleks Masjid Al-Aqsa pada Jumat (20/6), membatasi jamaah dan melarang umat Islam Palestina melaksanakan shalat Jumat untuk pekan kedua berturut-turut.
Menurut Kegubernuran Yerusalem milik Otoritas Palestina, pasukan Israel menutup semua pintu masuk, termasuk Gerbang Hitta dan Gerbang Rantai, hanya mengizinkan sekitar 450 jamaah masuk.
“Pasukan Israel juga menghentikan jamaah di Gerbang Herodes (Bab al-Sahira), menghalangi akses mereka ke Kota Tua dan kompleks Al-Aqsa sebelum waktu salat dimulai,” lapor Kantor Berita WAFA.
Sejak 13 Juni, Israel menerapkan penutupan total selama enam hari, kemudian mengubahnya menjadi sistem “masuk yang diatur.” Pegawai Wakaf Islam pun hanya diizinkan masuk lewat dua gerbang di bawah pengawasan ketat. Sebaliknya, Gerbang Maroko dibuka lebar untuk pemukim Yahudi yang masuk dan menjelajahi kompleks suci tersebut.
Baca Juga: Kata Situs Formula E tentang Jakarta
Kegubernuran Yerusalem menyebut langkah ini sebagai “eskalasi berbahaya” yang bertujuan mengubah status quo historis dan hukum Al-Aqsa.
“Israel memanfaatkan konflik regional (Israel-Gaza-Iran) untuk menjalankan rencana perubahan karakter tempat suci tersebut,” tegas mereka.
Langkah ini berdampak pada kehidupan di Kota Tua Yerusalem. Hanya penduduk dengan kartu identitas lokal yang boleh masuk, sementara sinagoga dan pasar Yahudi tetap dibuka normal.
Saksi mata menyebut, sejak dini hari polisi Israel dikerahkan di semua gerbang dan mencegah ribuan jamaah masuk.
Baca Juga: Pusdai Jabar: Oase Ukhuwah di Tengah Kota, Mercusuar Pembebasan Al-Aqsha
“Sebagian besar ruang shalat dan halaman Masjid Al-Aqsa tampak benar-benar kosong,” kata sumber di Yerusalem.
Penutupan selama lima hari berturut-turut ini dianggap sebagai upaya Israel untuk memperkuat kontrol dan mengubah status quo Masjid Al-Aqsa. Dr. Ali Ibrahim, pakar urusan Palestina, mengatakan, “Zionis tidak hanya menutup gerbang, tetapi juga mencampuri pengelolaannya, meminggirkan peran Departemen Wakaf, dan mengubahnya menjadi arena yang tunduk pada penjajah.”
Sementara, Mufti Besar Yerusalem Sheikh Ekrima Sabri pada Selasa (17/6) menyebut, “Pendudukan Israel mengeksploitasi perang dengan Iran dan genosida di Gaza untuk memperketat kontrol atas Masjid Al-Aqsa.”
Sejak agresi di Gaza dimulai, pemukim Israel meningkatkan serangan ke Al-Aqsa.
Baca Juga: Museum Al-Qur’an Al-Akbar Palembang: Wisata Religi Ikonik di Sumatera Selatan
“Kota Suci itu sepenuhnya dikepung, dan Masjid Al-Aqsa telah menjadi sasaran pengepungan ketat,” ujar Sheikh Sabri.
Ia menilai, Israel sedang menjalankan kebijakan sistematis untuk mengusir jamaah muda dari tempat suci dan mengubah status quo sejak 1967.
“Sheikh Sabri memperingatkan bahwa kelompok-kelompok Yahudi ekstremis sedang bersiap menggelar pawai provokatif dan serangan massal ke Al-Aqsa bertepatan dengan hari raya Yahudi,” tulis Middle East Monitor.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Dari Mimbar Jakarta, Serukan Solidaritas Gaza