Vietnam, MINA – Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah (PPA) diundang untuk berpartisipasi dalam Konferensi Kesehatan dan Hak Reproduksi dan Seksual Asia Pasifik Ke-9 (APCRSHR9) yang diadakan di Ha Long, Vietnam.
Konferensi yang berlangsung dari tanggal 24 hingga 30 November 2017 ini dihadiri oleh lebih dari 1.000 peserta dari 50 negara di kawasan Asia Pasifik, Muhammadiyah.or.id melaporkan, Selasa (5/12).
Pada konferensi tersebut, Sekretaris Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah sekaligus Koordinator Program MAMPU ‘Aisyiyah Tri Hastuti Nur Rochimah memaparkan materi tentang “Pendekatan Nilai-Nilai Keagamaan Atas Kesehatan Reproduksi Wanita”. Materi tersebut disarikan atas pengalaman kerja yang telah dilakukan ‘Aisyiyah untuk meningkatkan kesadaran kesehatan reproduksi perempuan di berbagai daerah di Indonesia.
Pada pemaparannya Tri menyampaikan bahwa kesehatan reproduksi di Indonesia masih mengalami kendala baik faktor struktural maupun kultural.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Faktor struktural adalah akses perempuan atas layanan kesehatan perempuan maupun akses informasi; sementara itu faktor kultural adalah hambatan budaya lokal, gender dan juga interpretasi agama yang menghambat pemenuhan hak-hak kesehatan reproduksi,” ungkap Tri.
Dilanjutkan oleh Tri, dalam masyarakat Indonesia, perempuan diposisikan sebagai obyek pengaturan dalam masyarakat dan tidak memiliki relasi yang setara dengan laki-laki. Paradigma tersebut diadopsi oleh pengambil kebijakan di berbagai level sehingga berdampak pada minimnya alokasi anggaran dan kebijakan terkait kesehatan reproduksi. Demikian halnya dengan pemahaman konservatif pada sebagian kelompok keagamaan, tokoh masyarakat dan tokoh agama atas relasi laki-laki dan perempuan terkait dengan peran fungsi reproduksi perempuan.
Tri menambahkan bahwa berdasarkan pengalaman ‘Aisyiyah melakukan pendekatan nilai-nilai agama untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi adalah sangat perlu.
“Dalam konteks masyarakat Indonesia yang religius maka pendekatan nilai-nilai agama yang berkemajuan menjadi siginifikan dalam mendorong pemenuhan hak-hak kesehatan reproduksi perempuan,” jelas Tri.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Untuk mendorong pemenuhan hak-hak kesehatan reproduksi perempuan tersebut berbagai strategi dilakukan oleh ‘Aisyiyah, mulai dari melakukan interpretasi baru pengajaran islam berkemajuan tentang hak reproduksi, meningkatkan kepemimpinan perempuan, edukasi dan kampanye termasuk bekerjasama dengan para tokoh agama.
Dalam konferensi ini, ‘Aisyiyah bersama organisasi lainnya dari Asia-Pasifik saling berbagi informasi dan meninjau berbagai perkembangan dan pola yang dilaksanakan dalam masyarakat yang paling baik, terutama di kalangan kaum pemuda dan kelompok-kelompok etnis khusus, peranan dari semua fihak peserta, masalah dan tantangan dalam melaksanakan program-program aksi dari Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Perkembangan (ICPD) serta mencapai target perkembangan milenium, target perkembangan berkesinambungan (SDGs) yang bersangkutan dengan hak kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual di kawasan Asia-Pasifik. (T/R11/P1)
Miraj News Agency (MINA)
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu