Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PBB Kecam Taliban Tindak Keras Demonstran dan Jurnalis

Rudi Hendrik - Sabtu, 11 September 2021 - 15:24 WIB

Sabtu, 11 September 2021 - 15:24 WIB

4 Views

Pejuang Taliban di atas kendaraan Humvee berparade di sepanjang jalan Kandahar merayakan keluarnya AS dari Afghanistan, Rabu, 1 September 2021. (Foto oleh JAVED TANVEER / AFP via Getty Images)

Jenewa, MINA – Kantor HAM PBB pada Jumat (10/9) mengecam respon Taliban yang semakin keras terhadap aksi protes damai, termasuk menggunakan peluru tajam yang menewaskan beberapa orang.

Dikatakan, wartawan juga menjadi sasaran yang hanya mencoba melaksanakan pekerjaan mereka. Dilaporkan bahwa ada wartawan yang meliput demonstrasi ditangkap dan dipukuli.

“Kami menyerukan kepada Taliban untuk segera menghentikan penggunaan kekuatan dan penahanan sewenang-wenang, terhadap mereka yang menggunakan haknya untuk berkumpul secara damai dan wartawan yang meliput protes,” kata Ravina Shamdasani, Juru Bicara Kantor HAM PBB, The New Arab melaporkan.

Kantornya mengatakan, para pejuang bersenjata telah menggunakan peluru tajam dan cambuk untuk membubarkan massa, menewaskan sedikitnya empat orang sejak pertengahan Agustus.

Baca Juga: Jepang Hadapi Krisis Populasi, Jumlah Lansia Capai Rekor Tertinggi

Taliban yang meraih kekuasaan pada 15 Agustus telah menjanjikan pemerintahan yang lebih moderat daripada pemerintahan mereka yang terkenal keras pada 1996-2001.

Namun di lapangan, Taliban telah menunjukkan tanda-tanda yang jelas bahwa mereka tidak akan mentolerir oposisi.

Awal pekan ini gerilyawan Taliban bersenjata membubarkan ratusan pengunjuk rasa di kota-kota di seluruh Afghanistan, termasuk di Herat, tempat dua orang ditembak mati.

Shamdasani mengatakan, kantor hak asasi juga telah menerima laporan yang dapat dipercaya bahwa seorang pria dan seorang anak laki-laki ditembak mati, ketika orang-orang bersenjata Taliban berusaha membubarkan kerumunan saat upacara pengibaran bendera nasional yang diadakan bulan lalu.

Baca Juga: Junta Myanmar dan Pemberontak Bertempur, Warga Sipil Jadi Korban

“Ada kewajiban untuk memastikan bahwa setiap penggunaan kekuatan dalam menanggapi protes adalah upaya terakhir, sangat diperlukan dan proporsional,” katanya. “Senjata api tidak boleh digunakan kecuali dalam menanggapi ancaman kematian atau cedera serius.”

Dia juga merujuk pada laporan bahwa Taliban memukuli dan menahan pengunjuk rasa di Kabul pekan ini, termasuk beberapa wanita dan hingga 15 jurnalis.

Pada hari Rabu, sedikitnya lima wartawan ditangkap dan dua orang dipukuli selama beberapa jam.

“Seorang wartawan dilaporkan telah diberi tahu, ketika dia ditendang di kepala bahwa Anda beruntung Anda tidak dipenggal,” katanya.

Baca Juga: [BREAKING NEWS] Pria Amerika Bakar Diri Protes Genosida di Gaza

“(Ada) banyak intimidasi terhadap jurnalis yang mencoba melakukan pekerjaan mereka,” katanya.

Taliban berusaha meredam kerusuhan sipil lebih lanjut pada Rabu malam, dengan mengatakan bahwa protes akan membutuhkan izin sebelumnya dari Kementerian Kehakiman.

Keesokan harinya, mereka memerintahkan perusahaan telekomunikasi untuk memblokir internet pada layanan telepon seluler di beberapa wilayah Kabul, kata Shamdasani. (T/RI-1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Sekitar 20.000 Pengungsi Rohingya Tiba di Bangladesh dalam Tiga Bulan Terakhir

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Internasional
Indonesia
MINA Preneur
MINA Health
MINA Health