Jenewa, MINA – Kantor HAM PBB pada Jumat (10/9) mengecam respon Taliban yang semakin keras terhadap aksi protes damai, termasuk menggunakan peluru tajam yang menewaskan beberapa orang.
Dikatakan, wartawan juga menjadi sasaran yang hanya mencoba melaksanakan pekerjaan mereka. Dilaporkan bahwa ada wartawan yang meliput demonstrasi ditangkap dan dipukuli.
“Kami menyerukan kepada Taliban untuk segera menghentikan penggunaan kekuatan dan penahanan sewenang-wenang, terhadap mereka yang menggunakan haknya untuk berkumpul secara damai dan wartawan yang meliput protes,” kata Ravina Shamdasani, Juru Bicara Kantor HAM PBB, The New Arab melaporkan.
Kantornya mengatakan, para pejuang bersenjata telah menggunakan peluru tajam dan cambuk untuk membubarkan massa, menewaskan sedikitnya empat orang sejak pertengahan Agustus.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Taliban yang meraih kekuasaan pada 15 Agustus telah menjanjikan pemerintahan yang lebih moderat daripada pemerintahan mereka yang terkenal keras pada 1996-2001.
Namun di lapangan, Taliban telah menunjukkan tanda-tanda yang jelas bahwa mereka tidak akan mentolerir oposisi.
Awal pekan ini gerilyawan Taliban bersenjata membubarkan ratusan pengunjuk rasa di kota-kota di seluruh Afghanistan, termasuk di Herat, tempat dua orang ditembak mati.
Shamdasani mengatakan, kantor hak asasi juga telah menerima laporan yang dapat dipercaya bahwa seorang pria dan seorang anak laki-laki ditembak mati, ketika orang-orang bersenjata Taliban berusaha membubarkan kerumunan saat upacara pengibaran bendera nasional yang diadakan bulan lalu.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
“Ada kewajiban untuk memastikan bahwa setiap penggunaan kekuatan dalam menanggapi protes adalah upaya terakhir, sangat diperlukan dan proporsional,” katanya. “Senjata api tidak boleh digunakan kecuali dalam menanggapi ancaman kematian atau cedera serius.”
Dia juga merujuk pada laporan bahwa Taliban memukuli dan menahan pengunjuk rasa di Kabul pekan ini, termasuk beberapa wanita dan hingga 15 jurnalis.
Pada hari Rabu, sedikitnya lima wartawan ditangkap dan dua orang dipukuli selama beberapa jam.
“Seorang wartawan dilaporkan telah diberi tahu, ketika dia ditendang di kepala bahwa Anda beruntung Anda tidak dipenggal,” katanya.
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai
“(Ada) banyak intimidasi terhadap jurnalis yang mencoba melakukan pekerjaan mereka,” katanya.
Taliban berusaha meredam kerusuhan sipil lebih lanjut pada Rabu malam, dengan mengatakan bahwa protes akan membutuhkan izin sebelumnya dari Kementerian Kehakiman.
Keesokan harinya, mereka memerintahkan perusahaan telekomunikasi untuk memblokir internet pada layanan telepon seluler di beberapa wilayah Kabul, kata Shamdasani. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran, Rusia, Turkiye Kutuk Kekejaman Israel di Palestina dan Lebanon