Makkah, 19 Dzulhijjah 1436/5 Oktober 2015 (MINA) – Rilis terakhir Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menyebutkan bahwa masih ada 28 jemaah haji Indonesia yang dilaporkan belum kembali dan bergabung dengan kloternya.
Seiaran pers Kemenag yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin, melaporkan bahwa jenazah jemaah haji Indonesia yang sudah berhasil diidentifikasi sampai dengan Minggu pagi berjumlah 95 orang. Selain itu, tim PPIH juga berhasil mengidentifikasi 5 jenazah warga Negara Indonesia (WNI) yang mukim di Arab Saudi.
“Kami terus-menerus akan melakukan proses-proses untuk memperoleh kejelasan terhadap saudara-saudara kita yang hingga saat ini belum bergabung dengan kloternya melalui upaya kita menyisir rumah sakit yang ada di Makkah, Thaif, termasuk juga yang di Jeddah. Tidak kalah pentingnya adalah melakukan proses-proses untuk mengetahui lebih lanjut pada kantor yang menangani kondisi darurat di Muashim,” jelas Abdul Djamil dalam kesempatan jumpa pers bersama Ketua Tim Disaster Victim Identification (DVI) Kombes dr Mas’udi usai rapat di Daker Makkah, Ahad (4/10) malam.
“Rapat koordinasi pada malam hari ini akan dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan berikutnya pada bidang-bidang dan pusat-pusat yang diharapkan bisa memperoleh dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan,” ujar Djamil.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
“Tentu nanti kita akan memperoleh informasi yang lebih jelas dengan adanya 10 personel dari tim DVI yang bergabung dan akan bekerja secara sinergis. Terlebih mereka memperoleh akses langsung ke rumah sakit-rumah sakit di Arab Saudi sehingga bisa leluasa bekerja pada masalah-masalah yang dihadapi,” tambahnya.
Ketua Tim DVI Kombes dr Mas’udi mengatakan bahwa kedatangan Tim DVI ditugaskan mengidentifikasi korban peristiwa Mina, terutama WNI. Mas’ud mengaku bahwa tim DVI sudah diberi akses seluas-luasnya oleh Pemerintah Arab Saudi untuk masuk ke beberapa rumah sakit di Jeddah untuk mengidentifikasi beberapa WNI yang ada di sana.
“Hari ini kami mengidentifikasi beberapa pasien yang ada di rumah sakit tersebut. Ada yang dalam keadaan koma, sakit, ada juga pasien yang dalam keadaan sadar. Sore tadi baru selesai dan masih perlu asesmen lagi. Malam ini kita melakukan rapat teknis untuk membahas capaian yang sudah diperoleh sampai hari ini,” jelas Mas’udi.
Mas’udi berharap akses yang diberikan oleh otoritas Pemerintah Saudi (Kementerian Kesehatan) dapat mempermudah tim DVI dalam melakukan identifikasi jenazah. Ditanya soal target, Mas’udi mengatakan bahwa Tim DVI akan berusaha secepatnya untuk dapat mengidentifikasi jenazah yang ada.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
“Targetnya adalah, sebagaiman disampaikan Pak Dirjen, beberapa jemaah yang belum kembali sedapat mungkin bisa clear teridentifikasi, apakah sakit atau meninggal,” jelasnya.
Mas’udi mengaku kalau usia jenazah yang sudah sepuluh hari akan memberikan tantangan tersendiri seiring dengan perubahan fisik jenazah. Namun demikian, dia berharap perubahan atau kerusakan fisik itu belum terlalu parah.
“Tapi kita perlu lihat dulu kondisinya seperti apa. Karena hal itu terkait dengan cara penyimpanan, suhu, iklim dan hal-hal yang mempengaruhi keawetan maupun proses pembusukan ini,” tuturnya.
Terkait data antemortem, Mas’udi mengaku akan memanfaatkan data yang ada di Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama. Menurutnya, data SIskohat yang mencakup nama, alamat, sidik jari, nomor pasport,dan nomor visa jemaah sudah cukup untuk dijadikan sebagai data awal.
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
“Saya kira itu sudah lengkap. Seandainya kalau itu nanti kita ambil dan kita butuhkan untuk kita cocokan dengan data yang ada, maka Insya Allah akan lancar,” kata Mas’udi. (T/P011/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain