Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PPIH Fasilitasi Kursi Roda Resmi bagi Jamaah Haji Lansia dan Disabilitas di Tanah Suci

Rana Setiawan Editor : Sri Astuti - 45 detik yang lalu

45 detik yang lalu

0 Views

Jamaah lansia dibantu petugas haji saat tiba di Madinah, Arab Saudi, Ahad (4/5/2025).(Foto: Humas Kemenag)

Makkah, MINA – Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi meluncurkan inovasi layanan kursi roda lengkap dengan jasa pendorong resmi untuk memudahkan jamaah lansia dan penyandang disabilitas menunaikan ibadah, termasuk umrah wajib di Masjidil Haram.

Kepala Bidang Layanan Lansia, Disabilitas, dan Penanganan Krisis serta Pertolongan Pertama pada Jamaah (PKP2JH) PPIH Arab Saudi, Suviyanto, menjelaskan bahwa layanan ini dihadirkan sebagai bentuk komitmen memfasilitasi jamaah dengan keterbatasan fisik agar tetap dapat menjalankan ibadah secara maksimal.

“Jamaah yang membutuhkan layanan ini dapat melapor melalui Ketua Kloter, yang selanjutnya akan diteruskan ke Ketua Sektor dan Kepala Daerah Kerja (Daker) melalui Kepala Seksi Layanan Lansia dan Disabilitas. Dari sana, kami akan koordinasikan dengan petugas sektor khusus di Masjidil Haram,” ujar Suviyanto di Makkah, sebagaimana keterangan diterima MINA, Selasa (27/5).

Layanan ini tersedia di dua titik utama, yaitu Terminal Jabal Kakbah dan Syib Amir. Di titik kumpul ini, jamaah akan dibantu oleh petugas untuk mengakses jasa pendorong kursi roda resmi. Adapun biaya jasa tersebut bervariasi, yakni 250 riyal Saudi (SAR) untuk layanan lengkap thawaf dan sai, serta 100 SAR jika hanya salah satu dari keduanya.

Baca Juga: Lebih dari 100 Ribu Jamaah Indonesia Haji Telah Tinggalkan Madinah

Selain jasa berbayar, kursi roda juga tersedia di sektor-sektor untuk dipinjamkan secara gratis. “Jamaah cukup melapor ke petugas sektor, lalu bisa menggunakan kursi roda yang telah disediakan, dan mengembalikannya setelah selesai ibadah,” tambah Suviyanto.

Tak hanya di Makkah, inovasi serupa juga diterapkan di Madinah, khususnya untuk memfasilitasi jamaah lansia dan disabilitas yang ingin beribadah di Raudhah. Mekanismenya sama: pelaporan dari Ketua Kloter ke Sektor, lalu diteruskan ke Daerah Kerja melalui Kasi Bimbingan Ibadah yang akan berkoordinasi dengan sektor khusus Masjid Nabawi.

Untuk memastikan layanan berjalan tertib dan terdata, para jamaah lansia dan disabilitas juga diberikan kartu kendali khusus. “Dengan kartu ini, kami bisa memantau dan mengatur pelayanan secara lebih terarah dan efisien,” ujar Suviyanto.

Layanan Sejak Kedatangan hingga Pasca Armuzna

Baca Juga: Cuaca Jakarta Selasa Ini Cerah Berawan Sepanjang Hari


Layanan bagi lansia dan disabilitas diberikan secara menyeluruh sejak kedatangan di bandara, baik di Madinah maupun Jeddah, hingga masa puncak ibadah haji (Armuzna) dan sesudahnya. Layanan ini mencakup kebutuhan dasar seperti makan, minum, mandi, penggantian popok, hingga pendampingan psikologis agar jamaah tetap tenang dan nyaman saat beribadah.

Menurut data dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), jumlah jamaah haji lansia tahun ini mencapai 47.384 orang, dengan rentang usia 65 hingga di atas 100 tahun.

Menghadapi fase krusial Armuzna, Suviyanto mengingatkan jamaah lansia dan disabilitas untuk fokus pada ibadah wajib dan mengurangi aktivitas di luar ruangan mengingat suhu ekstrem di Arab Saudi. Ia juga menekankan pentingnya koordinasi dengan petugas resmi agar terhindar dari potensi penyalahgunaan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

“Jangan segan untuk meminta bantuan kepada petugas jika ada kebutuhan apa pun. Kami ada untuk melayani, dan keselamatan serta kenyamanan jamaah adalah prioritas utama,” pungkasnya.[]

Baca Juga: Kualitas Udara Jakarta Membaik, Tapi Masih Resiko Bagi Warga Rentan

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda