Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prabowo Sebut Kesepakatan 19% Tarif Ekspor ke AS untuk Kepentingan Rakyat

Hasanatun Aliyah Editor : Rudi Hendrik - Rabu, 16 Juli 2025 - 20:59 WIB

Rabu, 16 Juli 2025 - 20:59 WIB

12 Views

Presiden RI Prabowo Subianto pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-46 ASEAN di Malaysia, Senin (26/5/2025) (foto: BPMI Setpres).
Presiden RI Prabowo Subianto pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-46 ASEAN di Malaysia, Senin (26/5/2025). (Foto: BPMI Setpres).

Jakarta, MINA – Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto mengumumkan kesepakatan dengan Presiden Donald Trump, terkait penurunan tarif ekspor Indonesia ke Amerika Serikat (AS).

Dalam konferensi pers di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (16/7), Prabowo menyampaikan bahwa tarif ekspor yang semula 32 persen kini turun menjadi 19 persen.

“Saya bicara dengan Presiden Donald Trump, Alhamdulillah akhirnya ada kesepakatan. Tarifnya dari 32 persen diturunkan menjadi 19 persen,” ujarnya.

Prabowo menegaskan bahwa perlindungan terhadap pekerja Indonesia tetap menjadi prioritas utama. Semua keputusan ekonomi diambil dengan mempertimbangkan kepentingan rakyat dan pekerja nasional.

Baca Juga: Isu Viral Bumbu Instan Berlabel Prop 65 di AS, BPOM Pastikan Produk Aman Dikonsumsi di Indonesia

“Semua sudah kita hitung. Yang penting bagi saya adalah rakyat saya. Saya harus lindungi pekerja-pekerja kita,” tambahnya.

Selain membahas tarif, Presiden Prabowo juga menyampaikan rencana pembelian pesawat Boeing dari Amerika Serikat. Hal ini dinilai sebagai langkah strategis untuk memperkuat indonesia/">Garuda Indonesia, maskapai kebanggaan nasional.

“Garuda harus menjadi lambang Indonesia. Garuda lahir dalam perang kemerdekaan kita,” ujarnya.

Presiden turut menyoroti kebutuhan impor Indonesia dari AS, seperti BBM, gas, gandum, dan kedelai. Menurutnya, kesepakatan dagang ini menjadi titik temu yang saling menguntungkan kedua negara. “Akhirnya terjadi pertemuan dua kepentingan. Kita juga masih impor BBM, gas, gandum, dan kedelai,” imbuhnya. []

Baca Juga: BNPB Laporkan Karhutla di Pulau Kalimantan

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda