Banda Aceh, MINA – Sebanyak 65 mahasiswa Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI) Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Ar-Raniry Banda Aceh bersama sejumlah dosen melakukan praktikum arkeologi ke sejumlah situs di Aceh Utara.
Kegiatan tersebut berlangsung selama 2 hari, 29-30 September 2018, demikian keterangan pers yang diterima MINA.
Dosen Pendamping, Nasruddin AS, M.Hum mengatakan selama dua hari mahasiswa Prodi Sejarah dan Kebudayaan Islam meneliti sejumlah situs-situs bersejarah yang ada di kabupaten Aceh Utara.
“Situs utama yang dipilih Makam Sultan Malikussaleh. Selain itu situs lain yang diteliti yaitu Makam Nahrisyah, Makam Batee Balee, dan makam Tengku Peut Ploh Peut (44) di Samudra, Geudong Aceh Utara dan situs-situs bersejarah lainnya di kawasan itu,” kata Nasruddin, Senin (1/10).
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Menurut dia, praktikum arkeologi ini merupakan bagian dari tugas mata kuliah arkeologi yang harus diambil oleh mahasiswa semester akhir di prodi tersebut. Untuk aspek yang ditelaah dari segi arkeologi, sejarah dan antropologi.
Dalam kesempatan yang sama, lanjut Nasruddin, rombongan mahasiswa Prodi SKI FAH UIN Ar-Raniry Banda Aceh bersama pihak Muspida Nibong juga mengikuti meuseuraya (gotong royong) di sejumlah kompleks makam peninggalan era Samudra Pasai di Kecamatan Nibong, Aceh Utara, Ahad (30/9).
“Selain meneliti sejumlah situs, kita juga melakukan gotong royong untuk membersihkan kompleks makam, mengangkat nisan-nisan bersejarah yang sudah terbenam untuk ditata kembali secara layak di Gampong Bomban, Alue Ngom dan Maddi di kecamatan Nibong,” ujarnya.
Sementara itu, Dekan FAH, Fauzi Ismail menilai kegiatan praktikum arkeologi yang dilakukan oleh mahasiswa merupakan sebuah keharusan karena untuk memberi pemahaman dan wawasan tentang arkeologi kepada mahasiswa dan masyarakat. Mengingat selama ini para kalangan arkeologi seolah berjuang sendiri untuk menjaga dan meneliti tentang keberadaan situs-situs sejarah yang harus dijaga dan dilestarikan untuk anak cucu kedepan.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
“Salah satu peran mahasiswa adalah menjadi agen atau pelopor untuk memasyarakatkan arkeologi. Karena peran mahasiswa Sejarah khususnya arkeologi itu sangat penting dan srategis,” kata Fauzi.
Rombongan turut didampingi oleh Dosen arkeologi pada Prodi SKI, Nasruddin AS, Sulastri, Khairadan Zuniar.(L/Apr/R01)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September