Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pramuka Mahasiswa Strategis Untuk Kembangkan Multikulturalisme

Rana Setiawan - Sabtu, 21 Mei 2016 - 21:19 WIB

Sabtu, 21 Mei 2016 - 21:19 WIB

307 Views

(Kemenag)

Kendari, 14 Sya’ban 1437/21 Mei 2016 (MINA) – Pramuka mahasiswa dinilai strategis untuk meningkatkan pemahaman sekaligus wahana praksis penanaman dan pengembangan budaya multikultural dan multireligius. Kegiatan Pramuka yang diikuti utusan dari berbagai daerah, sangat berpotensi mengembangkan multikultural, apalagi diikuti tidak hanya dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, tetapi juga PTK Non Muslim.

“Ini adalah bagian dari ikhtiar mendukung multireligius,” tegas Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Amin Abdullah saat menjadi nara sumber pada kegiatan Tadarus Kebudayaan yang digelar dalam perhelatan akbar Perkemahan Wirakarya Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PW PTK) XIII di IAIN Kendari, Jumat (20/5).

Indonesia adalah negara majemuk dengan menganut budaya laut karena mempunyai 75% lautan daripada daratan. Indonesia memiliki beragam suku, agama, ras yang tersebar dari berbagai pulau. Menurut Amin, kondisi ini merupakan kekayaan sekaligus tantangan, demikian siaran pers Kemenag yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Terkait itu, di hadapan 300 orang peserta Pramuka Pandega, Bina Damping dan Pimpinan Kontingen, Mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga ini mengajak untuk sama-sama menghidupkan budaya perbedaan karena itu adalah rahmah dari Tuhan Yang Maha Esa.

Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan 

Para Wakil Rektor/Wakil Ketua III, terutama Bina Damping perlu merumuskan relevansi kegiatan pramuka dengan gagasan multikultural dan multireligius. Dari situ, Amin berharap Pramuka dapat dijadikan sarana efektif penyebaran nilai-nilai dan semangat multikultural dan multi religius.

Sementara itu, Rektor IAIN Kendari, Nur Alim mengutarakan bahwa Sulawesi Tenggara mempunyai kekayaan laut yang melimpah dengan beragam budaya. Masyarakat Sultra juga dikenal hidup rukun dan damai secara berdampingan. “Di sini terdapat masjid dan Gereja yang letaknya berdampingan, yaitu Masjid Agung Al-Firdaus dan Gereja Ola Atlabora,” terangnya.

Dunia pendidikan tinggi, lanjut Nur Alim mempunyai tugas menumbuhkembangkan keragaman budaya, agama, dan lain-lain. Kurikulum PTKI harus mampu menjadikan para mahasiswa mempunyai kedewasaan berpikir dan bertingkah laku, serta mampu memahami perbedaan, tidak saja agama namun budaya dan ras.

Tadarus Kebudayaan merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang digelar di PW PTK XIII di Kendari. Melalui kegiatan ini, diharapkan para peserta memperoleh pencerahan terkait nilai dan praktik multikulturalisme dalam kehidupan sekembalinya dari perkemahan.

Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan

Tadarus Kebudayaan yang dilaksanakan di Auditorium IAIN Kendari menjadi wahana peserta kemah, bindamping, dan pinkon untuk bertukar pengetahuan, pengalaman dan sekaligus membudayakan, layaknya tadarus budaya. (T/R05/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Dunia Islam
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Kolom
MINA Preneur
Sosok