Paris, MINA – Hampir 200.000 orang berdemonstrasi di seluruh Prancis pada Rabu (10/9) sebagai bagian dari kampanye “Block Everything” yang menentang reformasi anggaran pemerintah, Menteri Dalam Negeri Bruno Retailleau mengumumkan dalam sebuah konferensi pers.
Retailleau mencatat bahwa kaum muda “sangat terwakili” dalam gerakan nasional tersebut, sembari menuduh kelompok-kelompok sayap kiri dan ultra-kiri membajak protes tersebut. Meskipun ada “sangat banyak upaya” untuk mengganggu kehidupan sehari-hari, ia bersikeras bahwa “para pemblokir tidak memblokir Prancis.”
Menurut data resmi, pihak berwenang mencatat 812 aksi protes terpisah di seluruh negeri.
Di Paris, bentrokan meletus di dekat lokasi-lokasi penting, termasuk di Porte d’Aubervilliers, beberapa sekolah menengah atas, dan stasiun kereta Gare du Nord. Polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa, dan beberapa tempat sampah dibakar.
Baca Juga: Menlu Sugiono Tekankan Lima Poin Konsensus ASEAN sebagai Kunci Penyelesaian Krisis Rohingya
Sebuah bangunan di distrik Chatelet terbakar, yang memicu respons besar-besaran dari petugas pemadam kebakaran. Saksi mata mengatakan kepada Anadolu bahwa kebakaran dimulai setelah polisi menembakkan gas air mata.
Toko-toko juga terdampak. Pusat perbelanjaan Forum des Halles di pusat kota Paris ditutup sementara setelah seruan penjarahan beredar di internet saat para demonstran berbaris menuju kompleks tersebut. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Serikat Pekerja Italia Serukan Mogok Massal Dukung Flotilla Kemanusiaan Gaza