New York, MINA – Presiden Prancis Emmanuel Macron tengah menggalang dukungan negara-negara Barat untuk mendorong pengakuan kedaulatan Palestina dalam forum Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Langkah ini dinilai sebagai upaya menghadirkan penyeimbang terhadap dominasi Amerika Serikat (AS), sekutu utama Israel, dalam merespons konflik berkepanjangan di Jalur Gaza.
Dilansir Politico, Macron berencana mengumumkan inisiatif tersebut pada Senin (22/9). Meski demikian, upaya yang disebut sebagai “kudeta diplomatik” itu diprediksi sulit membuahkan hasil. Beberapa negara besar Eropa, seperti Jerman dan Italia, diperkirakan tidak akan bergabung dengan langkah tersebut.
Selain itu, pengaruh Prancis dinilai belum cukup kuat untuk mengubah sikap Presiden AS Donald Trump yang tetap berdiri kokoh di sisi Israel.
Menurut laporan Politico, Paris menyadari bahwa meskipun rencana ini memicu perhatian besar di markas PBB, New York, dampaknya terhadap krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Jalur Gaza masih sangat terbatas.
Baca Juga: Malaysia Beri Dukungan Bersyarat, PM Anwar Absen KTT Gaza Mesir
Hal itu menunjukkan betapa diplomasi simbolis kerap terhambat oleh realitas konflik brutal yang dihadapi rakyat Palestina.
Langkah Macron juga memperlihatkan ketidaksatuan negara-negara Barat dalam menyikapi isu internasional, khususnya terkait Palestina. Perpecahan di antara negara-negara Eropa Barat ini menjadi tantangan tersendiri dalam membangun kebijakan luar negeri yang solid di Benua Biru.
Sidang peringatan 80 tahun Majelis Umum PBB resmi dibuka pada 9 September 2025. Debat umum tingkat tinggi dijadwalkan berlangsung pada 23–27 September dan dilanjutkan pada 29 September.
Rusia dipastikan mengirim Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov sebagai perwakilannya dalam forum internasional tersebut. []
Baca Juga: Trump Sebut Satu Nama yang Bisa Bantu Akhiri Perang Rusia-Ukraina
Mi’raj News Agency (MINA)