Paris, MINA – Otoritas Prancis telah menghentikan perpanjangan visa kerja bagi staf keamanan maskapai Israel El Al di Paris, menurut laporan media Israel, Selasa (12/8) di tengah meningkatnya ketegangan terkait rencana Prancis mengakui negara Palestina.
Harian Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa para pegawai tersebut sebelumnya terdaftar sebagai staf ITAN atau warga negara Israel yang bekerja di misi diplomatik dan memiliki visa yang memungkinkan mereka tinggal serta bekerja secara legal di Prancis. Keputusan ini membuat mereka kini dianggap bekerja dan tinggal tanpa izin resmi.
Banyak pekerja dilaporkan terpaksa mengurus visa diplomatik sementara melalui Kedutaan Besar Israel di Paris, sementara yang lain kembali ke Israel karena gagal mendapatkan perpanjangan. Tidak ada konfirmasi resmi dari pihak berwenang Prancis.
Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan kepada The Jerusalem Post bahwa masalah ini sedang ditangani oleh kedutaannya di Paris bersama Kementerian Luar Negeri Prancis.
Baca Juga: Karhutla Dekat Madrid, Satu Orang Tewas
Langkah ini dilaporkan terjadi setelah serangkaian insiden yang menargetkan maskapai tersebut di ibu kota Prancis. Pekan lalu, kantor El Al di Paris dirusak dengan grafiti bertuliskan “El Al genocide airline,” sehingga seluruh staf dievakuasi.
Pilot El Al juga melaporkan bahwa seorang pengatur lalu lintas udara di Bandara Charles de Gaulle berteriak “Free Palestine” melalui interkom saat pesawat mereka bergerak menuju landasan.
Ketegangan antara Prancis dan Israel meningkat setelah Presiden Emmanuel Macron mengumumkan rencana untuk mengakui negara Palestina pada September mendatang.
Israel menghadapi kecaman internasional atas perang genosida di Gaza yang telah menewaskan hampir 61.600 warga Palestina sejak Oktober 2023. []
Baca Juga: 66 Orang Masih Dinyatakan Hilang Pasca Banjir Bandang di Uttarakhand India
Mi’raj News Agency (MINA)