Paris, MINA – Kementerian Luar Negeri Prancis mengutuk pembunuhan salah satu stafnya dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza.
Staf kementerian tersebut meninggal karena luka-luka akibat serangan udara Israel di Rafah, Gaza selatan, kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan Sabtu malam (16/12). Anadolu Agency melaporkan.
Staf tersebut berlindung di rumah rekan kerja konsulat Prancis. Bangunan tempat tinggal tersebut menjadi sasaran pengeboman Israel pada Rabu malam, kata kementerian tersebut, seraya menambahkan bahwa lebih dari 10 orang lainnya juga syahid.
“Rekan kami telah bekerja untuk Prancis sejak tahun 2002,” kata kementerian tersebut, sambil menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.
Baca Juga: Pejabat: Mayoritas Tahanan Asing di Iran adalah Warga Afghanistan
“Prancis mengutuk pengeboman gedung tempat tinggal yang juga menyebabkan beberapa korban sipil lainnya,” bunyi pernyataan itu.
Kementerian tersebut meminta pihak berwenang Israel untuk memberikan “penjelasan” mengenai situasi serangan udara tersebut secepat mungkin.
Israel telah membombardir Jalur Gaza dari udara dan darat, memberlakukan blokade dan melancarkan serangan darat sebagai pembalasan atas serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober.
Setidaknya 18.800 warga Palestina, sebagian besar anak-anak dan perempuan, telah syahid dan 51.000 lainnya terluka dalam serangan Israel, menurut otoritas kesehatan Gaza.
Baca Juga: Mantan Presiden Afghanistan Kritik Taliban Karena Larang Perempuan Belajar Ilmu Medis
Korban tewas Israel dalam serangan Hamas mencapai 1.200 orang, sementara lebih dari 130 sandera masih ditahan oleh kelompok Palestina di Gaza, menurut angka resmi. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tentara Suriah Klaim Bebaskan Kota Hama dan Bunuh 1.600 Militan