Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prancis Minta Hapus Tweet Hinaan Menteri HAM Pakistan Terhadap Macron

Widi Kusnadi - Senin, 23 November 2020 - 06:47 WIB

Senin, 23 November 2020 - 06:47 WIB

4 Views

Paris, MINA – Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian meminta Pemerintah Pakistan menarik komentar yang diposting di Twitter oleh Menteri untuk Hak Asasi Manusia Pakistan, Shireen Mazari pada Sabtu (21/11) lalu. Al Jazeera melaporkan.

Menanggapi hal itu, Shireen Mazari. Ahad (22/11) menghapus komentar itu yang dia buat sebelumnya, di mana dia menyatakan, Presiden Prancis Emmanuel Macron memperlakukan Muslim seperti Nazi memperlakukan orang Yahudi dalam Perang Dunia kedua.

Macron melakukan kepada Muslim seperti yang dilakukan Nazi terhadap orang Yahudi, yaitu anak-anak Muslim akan mendapatkan tanda khusus, sama seperti orang Yahudi dipaksa memakai tanda “bintang kuning” di pakaian mereka untuk identifikasi,” kata Mazari dalam tweetnya..

Namun artikel itu diubahnya pada Ahad (22/11) karena klarifikasi dari pemerintah Prancis bahwa hal itu dilakukan kepada semua murid-murid, termasuk Muslim.

Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel

Mazari mentweet: “Artikel yang saya kutip telah dikoreksi. Saya juga telah menghapus tweet saya pada hari yang sama.”

Kejadian itu sebagai tanggapan dari kemarahan ummat Islam, termasuk di Pakistan atas publikasi ulang karikatur Nabi Muhammad oleh majalah satir Prancis Charlie Hebdo.

Gambar-gambar tersebut telah memicu kemarahan dan protes di dunia Muslim, khususnya di Pakistan.

Parlemen Pakistan pada akhir Oktober lalu mengeluarkan resolusi yang mendesak pemerintah untuk memanggil pulang duta besar – nya di Paris, dengan dalih Macron “menyebarkan kebencian” terhadap Muslim.

Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas

Pada awal Oktober, Macron berpidato yang menggambarkan Islam sebagai agama “dalam krisis” dan mengatakan dia akan melawan “separatisme Islam” di Prancis. (T/P2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Hotel Italia Larang Warga Israel Menginap Imbas Genosida di Gaza

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Dunia Islam
MINA Sport
Indonesia
Internasional