Paris, MINA – Pihak keamanan Prancis menangkap seorang perawat yang telah menghabiskan 15 hari menjadi sukarelawan di Jalur Gaza, Palestina beberapa hari lalu. Penangkapan itu memicu reaksi keras dari aktivis kemanusiaan.
Rumah Imane Maarifi digeledah sebelum dia ditahan polisi di depan keluarganya, menurut anggota parlemen Prancis, Thomas Portes.
Portes menambahkan, petugas medis tersebut kemudian dibebaskan tanpa tuduhan.
“Prancis terus menekan suara-suara perdamaian untuk menutupi genosida yang dilakukan oleh pemerintah Israel,” Portes, seorang kritikus vokal terhadap serangan Israel di Gaza, mengatakan pada X, dilansir Palestine Chronicle pada Sabtu (7/9).
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Dia kemudian mengunggah bahwa Maarifi telah dibebaskan.
“Penggeledahan rumahnya (rumah Maarifi) di depan keluarga tidak meninggalkan keraguan tentang keinginan untuk mengintimidasi suara-suara yang mendukung rakyat Palestina dan menuntut gencatan senjata segera,” ujar Portes.
Pengacara Rafik Chekkat juga mengumumkan di X bahwa Maarifi telah ditangkap, “Sementara tentara Prancis yang bertempur di Gaza menikmati impunitas total.”
Setelah dibebaskan, Maarifi mengatakan kepada wartawan bahwa dia telah ditahan karena “berbagai ancaman pembunuhan karena etnis, asal atau ras.” []
Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri
Mi’raj News Agency (MINA)