Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prediksi Lima Tren Utama Keamanan Siber Asia Pasifik di 2025

Rana Setiawan Editor : Widi Kusnadi - 16 detik yang lalu

16 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi peretas. (Foto: Anadolu Agency)

Jakarta, MINA — Palo Alto Networks, pemimpin global di bidang keamanan siber, mengungkapkan lima tren utama yang akan membentuk lanskap keamanan siber di kawasan Asia Pasifik dan Indonesia pada tahun 2025. Prediksi tersebut disampaikan dalam acara “Media Briefing Virtual – Tren dan Prediksi Keamanan Siber 2025” yang digelar secara virtual di Jakarta, Selasa (14/1).

President Asia Pacific and Japan Palo Alto Networks, Simon Green, menegaskan, kawasan Asia Pasifik akan menghadapi eskalasi ancaman siber berbasis kecerdasan buatan (AI) yang semakin kompleks dan berdampak besar.

“Strategi keamanan yang tidak terpadu sudah tidak relevan. Organisasi harus beralih ke platform keamanan terintegrasi yang didukung AI transparan dan dapat diandalkan untuk menghadapi serangan siber yang semakin canggih,” ujar Simon.

Lima tren utama yang diprediksi akan mendominasi keamanan siber di 2025 yaitu, pertama, transparansi sebagai kunci kepercayaan di era AI. Regulasi terkait perlindungan data dan keamanan AI akan semakin ketat. Organisasi harus menerapkan transparansi dalam pengumpulan dan pengelolaan data, serta memastikan integritas model AI yang digunakan agar dapat membangun kepercayaan publik.

Baca Juga: Universitas Moestopo Undang Akademisi Malaysia Bahas Kondisi Dunia

Kedua, lonjakan serangan deepfake di Asia Pasifik. Deepfake diprediksi menjadi alat utama serangan siber, tidak hanya untuk penyebaran misinformasi politik tetapi juga untuk penipuan finansial. Serangan berbasis audio dan video deepfake akan semakin canggih, menargetkan perusahaan dan individu.

Ketiga, peningkatan fokus pada keamanan rantai pasokan. Organisasi akan memperkuat integritas produk dan rantai pasokan dengan melakukan asesmen risiko yang komprehensif serta meningkatkan monitoring infrastruktur cloud secara real-time.

Keempat, konvergensi ke platform keamanan data terpadu. Untuk mengatasi kompleksitas sistem, organisasi akan mengurangi penggunaan banyak tools keamanan dan beralih ke satu platform terpadu guna meningkatkan efisiensi dan ketahanan terhadap ancaman.

Kelima, ancaman quantum dan pentingnya pertahanan quantum-resistant. Meski serangan berbasis komputasi kuantum belum terjadi, strategi ‘harvest now, decrypt later’ menjadi perhatian. Organisasi disarankan mulai mengadopsi teknologi kriptografi pasca-kuantum dan distribusi kunci kuantum (QKD) untuk melindungi data rahasia.

Baca Juga: Kemenkes RI Tingkatkan Kualitas 66 RSUD di Daerah Terpencil

Palo Alto Networks menekankan pentingnya inovasi dan adaptasi teknologi untuk menghadapi tantangan keamanan siber di masa depan. Organisasi yang gagal bertransformasi berisiko tidak hanya dari sisi keamanan, tetapi juga reputasi dan keberlanjutan bisnis.[]

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Kota Jambi Pastikan Kesiapan Program Ketahanan Pangan

Rekomendasi untuk Anda