Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PREMAN LUAR KOTA DALANGI KERUSUHAN MANDALAY MYANMAR

Rudi Hendrik - Rabu, 25 Maret 2015 - 19:25 WIB

Rabu, 25 Maret 2015 - 19:25 WIB

737 Views

Muslim Mandalay Myanmar berdiri di balik pagar pembatas tanahnya. (Foto: AA)
Muslim <a href=

Mandalay Myanmar berdiri di balik pagar pembatas tanahnya. (Foto: AA)" width="300" height="204" /> Muslim Mandalay Myanmar berdiri di balik pagar pembatas tanahnya. (Foto: AA)

Yangon, 5 Jumadil Akhir 1436/25 Maret 2015 (MINA) – Kelompok hak asasi internasional merilis sebuah laporan yang mengatakan, para preman dari luar kota bertanggung jawab atas kekerasan antar-komunal tahun lalu di Mandalay, Myanmar.

Surat kabar Irrawaddy mengutip kelompok HAM Justice Trust di negara itu, Selasa (24/3), mengatakan pihaknya telah menemukan bukti, di mana konflik tersebut didalangi oleh unsur-unsur dari luar Mandalay dan di bawah dukungan pihak berwenang secara diam-diam, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan.

Juli lalu, desas-desus palsu tentang seorang pria Muslim memperkosa seorang wanita Budha, menyebabkan kekerasan antar agama di pusat kota yang menyebabkan seorang pria Budha dan Muslim tewas, lebih 20 orang lainnya luka-luka.

Selama pemakaman korban Budha, beberapa pelayat menghancurkan sebagian pemakaman Muslim di pinggiran kota.

Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan

Laporan dari Justice Trust ini dirilis Senin (23/3), setelah melalui enam bulan penyelidikan yang didukung pengacara dan aktivis lokal, berkolaborasi dengan Komite Perdamaian Mandalay multi-agama dan mewawancarai saksi mata, tokoh masyarakat dan anggota keluarga korban.

Menurut surat kabar Irrawaddy, beberapa dari mereka yang diwawancarai menceritakan, mereka melihat sekitar dua lusin orang bersepeda motor masuk Mandalay dan berkeliaran saat terjadi kisruh.

“Hampir semua orang yang diwawancarai menjelaskan, massa yang berkeliling bertanggung jawab atas kematian dan kehancuran di Mandalay, di mana mereka adalah laki-laki dari luar Mandalay,” kata laporan itu.

U Dama, seorang kepala biara senior di sebuah biara Mandalay mengatakan, ia telah meminta geng itu untuk pergi setelah mereka berusaha menghasut dan merekrut para biarawan.

Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina

“Sekelompok orang, sekitar 30 orang datang ke biara kami sekitar pukul 00.30 dini hari pada malam pertama kerusuhan,” kata U Dama kepada penyidik.

“Saya pergi bersama 10-15 biksu senior untuk bertemu dengan massa. Saya melihat orang-orang mabuk dan tak terkendali. Saya mengatakan kepada mereka supaya pergi, karena mereka mengganggu ketenangan kami,” ujarnya.

Kepala editor media Mandalay Khit Journal, Mindin, mengatakan ia melihat sekitar 25 orang mengendarai sepeda motor sambil berteriak dan menyanyikan lagu kebangsaan, serta melempar batu.

“Pada saat itu ada 200 lebih polisi anti huru hara di jalan, mereka tidak melakukan apa-apa di saat perusuh ini mengamuk,” tambahnya.

Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai

Kelompok Justice Trust mengatakan, mantan rezim “garis keras” kerap menggunakan taktik konflik antar komunal untuk mengalihkan perhatian dari proses demokrasi.

Namun laporan itu tidak memberikan rincian tentang mamfaat dari konflik tersebut dengan rezim sebelumnya.

Sejak pertengahan 2012, setidaknya 250 orang tewas dan puluhan ribu kehilangan tempat tinggal dari kerusuhan yang biasanya dipicu oleh rumor palsu yang menyalahkan umat Islam.

Kekerasan anti-Muslim tersebut telah menimbulkan keraguan serius tentang proses reformasi di bekas negara yang diperintah oleh militer itu. (T/P001/P4)

Baca Juga: Iran, Rusia, Turkiye Kutuk Kekejaman Israel di Palestina dan Lebanon

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Asia
Internasional
Asia
Dunia Islam
Dunia Islam
Amerika