Ghazni, MINA – Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengunjungi kota Ghazni setelah pertempuran lima hari pasukan pemerintah yang didukung Amerika Serikat melawan Taliban yang berusaha merebut ibu kota provinsi tersebut.
Menurut pemerintah, pertempuran hebat itu menewaskan sedikitnya 100 anggota pasukan keamanan Afghanistan dan 35 warga sipil sebelum ketenangan dipulihkan pada Rabu (15/8).
Namun, laporan PBB mengutip “jumlah yang tidak dapat diverifikasi” yang menempatkan jumlah korban sipil lebih dari 200 orang.
Presiden bertemu para pejabat hari Jumat di Ghazni untuk menilai keamanan. Dia juga bertemu dengan keluarga korban, demikian Al Jazeera melaporkan.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Ghazni sebuah kota strategis di Afghanistan tengah di jalan raya utama yang menghubungkan Kabul dengan selatan.
Dalam sebuah pidato, Ghani mengatakan, keamanan yang lebih besar diperlukan di sekitar ibu kota provinsi dan ia mempertanyakan kekuatan parit pertahanan yang digali di sekitar daerah yang rawan.
Di Kabul, kantor PBB untuk bantuan kemanusiaan (OCHA) mengatakan, pertempuran masih berlanjut di pinggiran Ghazni.
Dalam laporannya yang dirilis Kamis (16/8) malam, OCHA mengatakan bahwa air dan listrik belum dipulihkan di banyak area di kota berpenduduk 270.000 orang tersebut.
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia
Abdul Halim Noori, Ketua Bulan Sabit Merah Afghanistan di Ghazni, mengatakan, enam timnya masih mencari mayat di puing-puing di kota.
Ia mengatakan, sejauh ini kelompok bantuan telah mengambil 270 mayat, tetapi tidak ada rincian indikasi berapa banyak pasukan keamanan Afghanistan, pejuang Taliban atau warga sipil.
Meskipun Taliban dipaksa mundur dari Ghazni, kelompok itu masih memegang kendali di banyak wilayah di provinsi Ghazni. (T/RI-1/P2)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)