Kabul, MINA – Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani mengatakan, usulan pembebasan 5.000 gerilyawan Taliban yang dipenjara di bawah kesepakatan AS hanya akan terjadi jika Pemerintah Kabul mendapat “jaminan” bahwa mereka tidak akan kembali ke dalam kekerasan.
Berbicara kepada anggota parlemen pada hari Sabtu (7/3), Presiden Ghani mendesak agar ada mekanisme untuk memastikan bahwa para tahanan Taliban tidak akan kembali berperang setelah usulan pembebasannya, demikian Press TV melaporkan.
Masalah pembebasan 5.000 tahanan Taliban dideklarasikan oleh seorang negosiator Taliban terkemuka di ibu kota Qatar, Doha, yang mengatakan bahwa Washington telah menjamin pembebasan para tahanan Taliban sebagai bagian dari kesepakatan yang mereka tandatangani pada tanggal 29 Februari 2020.
Dalam sambutannya pada Sabtu, Presiden Ghani mengatakan, Pemerintah Afghanistan tidak ingin menahan 5.000 militan selamanya.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Sebaliknya, katanya, Pemerintah Kabul berusaha membebaskan mereka seperti yang diusulkan dalam kesepakatan AS-Taliban, sejalan dengan mekanisme transparan yang mendukung gencatan senjata antara kelompok gerilyawan dan pemerintah Afghanistan.
“Orang-orang harus yakin bahwa orang-orang ini (Taliban) telah berubah setelah bebas,” kata Ghani.
Berdasarkan perjanjian AS-Taliban, hingga 5.000 gerilyawan Taliban yang ditahan di tahanan Afghanistan akan dibebaskan pada 10 Maret menjelang perundingan perdamaian intra-Afghanistan. (T/RI-1/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina