Jakarta, 13 Jumadil Akhir 1436/2 April 2015 (MINA)- Presiden Afrika Selatan, Jacob Gedleyihlekisa Zuma akan menghadiri peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA).
“Beberapa kepala negara sudah memberikan konfirmasi kehadirannya dalam peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) 2015, termasuk kami konfirmasi juga kehadiran Presiden Afrika Selatan,” kata Juru Bicara Kemlu Armanatha Nasir kepada wartawan di Gedung Palapa, Kemenlu, Jakarta, Kamis (2/4) siang.
Presiden Jacob Zuma sendiri akan memimpin delegasi negaranya dalam konferensi yang akan diselenggarakan pada 19—24 April 2015 di Jakarta dan Bandung.
“Konferensi Asia Afrika tahun 1955 merupakan bagian dari sejarah bangsa kami, KAA menjadi momen penting untuk membangkitkan solidaritas dan dukungan internasional bagi rakyat Afrika Selatan” kata politisi Afrika Selatan Zweli Mkhize kepada para wartawan Indonesia, Seperti siaran Pers resmi di laman Konferensi Asia Afrika (KAA) 2015.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
“Afrika Selatan akan berpartisipasi dalam KAA pada bulan April ini sambil mengenang (Kotane) yang telah berkeliling dunia selama 11 bulan untuk menggali dukungan bagi perjuangan bangsa kami meraih kebebasan yang kini dapat dinikmati,” katanya.
“Indonesia selalu istimewa bagi Afrika Selatan. Konferensi Asia Afrika serta dampak positif yang dihasilkannya selalu disebut-sebut dalam berbagai acara,” kata Duta Besar Indonesia untuk Afrika Selatan Suprapto Martosetomo.
Tidak lama setelah menjabat, Mandela berkunjung ke Indonesia pada tahun 1994 dan mengulangi kunjungannya tiga tahun kemudian. Empat presiden Indonesia telah mengunjungi Afrika Selatan, yaitu Soeharto pada tahun 1997, Adurrahman Wahid pada tahun 2000, Megawati Soekarnoputri pada tahun 2002, dan Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2008.
“Hubungan antara kedua negara sebenarnya telah berlangsung selama ratusan tahun sebelumnya ketika pejuang kemerdekaan Indonesia dan tokoh Muslim, Sheikh Yusuf diasingkan ke Cape of Good Hope (Tanjung Harapan) di Afrika Selatan pada tahun 1600-an,” kata Jubir Kemlu Armanatha Nasir kepada wartawan, Kamis.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Sementara Direktur Kerja Sama Intra Kawasan Asia Pasifik, Benjamin Carnadi mengtakan, Asia dan Afrika mewakili 75 % penduduk dunia dan 35 % GDP dunia. Negara di Asia dan Afrika sangat antusian ingin mengulangi sejarah yang digelar setiap 10 tahun sekali ini.
Hingga saat ini total sudah 30 negara yang mengkonfirmasi apakah kepala negaranya akan menghadiri perhelatan tersebut atau tidak.
Pemerintah Indonesia terus melakukan berbagai upaya untuk menyukseskan penyelenggaran Peringatan Konferensi Asia Afrika. Namun, hingga saat ini Pemerintah Mesir belum memutuskan delegasinya yang akan hadir dalam KAA nanti.
Sementara itu, persiapan acara terus dilakukan oleh pihak panitia yang ada di Jakarta mau pun di Bandung. Puncak peringatan acara KAA akan digelar di Gedung Merdeka.
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
Di Kota Bandung tersebut akan dilakukan napak tilas perjalanan KAA pertama pada 1955, beberapa jalan protokol di Bandung khususnya di Jalan Asia-Afrika akan ditutup untuk kelancaran acara tersebut. (L/P010/R05/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain