Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Presiden Aoun Akan Tinggalkan Istana Kepresidenan Lebanon Tanpa Pengganti

Rudi Hendrik - Ahad, 30 Oktober 2022 - 12:28 WIB

Ahad, 30 Oktober 2022 - 12:28 WIB

7 Views

Beirut, MINA – Ratusan pendukung Presiden Lebanon Michel Aoun pada Sabtu mendirikan tenda di sekitar Istana Kepresidenan. Mereka menetap untuk bermalam saat mereka bersiap memberi pemimpin kontroversial itu perpisahan yang penuh warna.

Sebuah konvoi diperkirakan akan menemani Aoun saat ia pulang ke rumahnya di Rabieh pada Ahad (30/10), hari terakhir dari masa jabatan enam tahunnya, yang berakhir pada 31 Oktober, Arab News melaporkan.

Gerakan Patriotik Merdeka (FPM), partai yang didirikan oleh Aoun pada tahun 2005, mendirikan puluhan tenda di hutan yang mengelilingi Istana Presiden, sehingga para pendukung dapat berkemah dan berpisah dengan pemimpin mereka dengan penuh gaya.

FPM memutuskan membuat kepergian Aoun menjadi urusan yang penuh warna, meskipun ada kontroversi yang menyertai akhir masa jabatannya dan kegagalan parlemen untuk memilih penggantinya selama tenggat waktu konstitusional dua bulan.

Baca Juga: Presiden: Iran Tidak Akan Mundur dengan Pencapaian Nuklirnya dan Tolak Ancaman AS

Aoun menjabat enam tahun lalu setelah kepresidenan vakum yang berlangsung lebih dari dua tahun. Ia akan meninggalkan jabatannya pada Senin (31/10) tanpa menyerahkan jabatan itu kepada penggantinya.

Dalam kedua kasus tersebut, kekosongan tersebut diakibatkan oleh desakan Aoun. Ia ingin jabatan presiden berikutnya dijabat oleh orang partainya.

Dalam salah satu wawancara perpisahannya, Aoun mengatakan kepada sebuah kantor berita Inggris bahwa sanksi AS tidak akan menghentikan menantunya dan ketua FPM Gebran Bassil untuk menjadi calon presiden.

“Begitu dia terpilih sebagai presiden, sanksinya akan hilang,” kata Aoun.

Baca Juga: Militer Yaman Tembak Pesawat Nirawak Canggih AS dengan Rudal Lokal

AS memberi sanksi kepada Bassil, sekutu Hizbullah, atas kasus korupsi pada November 2020. (T/RI-1/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Mesin Perang AS Serang Yaman dengan 22 Serangan Baru

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Amerika
Internasional