Beirut, MINA – Ratusan pendukung Presiden Lebanon Michel Aoun pada Sabtu mendirikan tenda di sekitar Istana Kepresidenan. Mereka menetap untuk bermalam saat mereka bersiap memberi pemimpin kontroversial itu perpisahan yang penuh warna.
Sebuah konvoi diperkirakan akan menemani Aoun saat ia pulang ke rumahnya di Rabieh pada Ahad (30/10), hari terakhir dari masa jabatan enam tahunnya, yang berakhir pada 31 Oktober, Arab News melaporkan.
Gerakan Patriotik Merdeka (FPM), partai yang didirikan oleh Aoun pada tahun 2005, mendirikan puluhan tenda di hutan yang mengelilingi Istana Presiden, sehingga para pendukung dapat berkemah dan berpisah dengan pemimpin mereka dengan penuh gaya.
FPM memutuskan membuat kepergian Aoun menjadi urusan yang penuh warna, meskipun ada kontroversi yang menyertai akhir masa jabatannya dan kegagalan parlemen untuk memilih penggantinya selama tenggat waktu konstitusional dua bulan.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Aoun menjabat enam tahun lalu setelah kepresidenan vakum yang berlangsung lebih dari dua tahun. Ia akan meninggalkan jabatannya pada Senin (31/10) tanpa menyerahkan jabatan itu kepada penggantinya.
Dalam kedua kasus tersebut, kekosongan tersebut diakibatkan oleh desakan Aoun. Ia ingin jabatan presiden berikutnya dijabat oleh orang partainya.
Dalam salah satu wawancara perpisahannya, Aoun mengatakan kepada sebuah kantor berita Inggris bahwa sanksi AS tidak akan menghentikan menantunya dan ketua FPM Gebran Bassil untuk menjadi calon presiden.
“Begitu dia terpilih sebagai presiden, sanksinya akan hilang,” kata Aoun.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
AS memberi sanksi kepada Bassil, sekutu Hizbullah, atas kasus korupsi pada November 2020. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan