New York, 1 Dzulhijjah 1435/25 September 2014 (MINA) – Dalam pidatonya di Majelis Umum PBB, New York, Presiden Argentina Cristina Fernández meminta anggota PBB mengakui Palestina sebagai sebuah negara, Anggota Majelis penuh.
Namun dalam pidatonya, Rabu (24/9), Presiden Fernández juga mendukung solusi dua negara dengan menekankan bahwa Israel juga harus aman dalam perbatasannya.
Dia mengatakan, dialog antara kedua pihak yang bertikai itu penting, laman resmi PBB melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis.
Pada kesempatan itu, Fernandez juga mengingatkan, Argentina pernah mengalami terorisme politik ketika Kedutaan Besar Israel diserang di Buenos Aires pada 1992, di mana warga Iran menjadi terdakwa.
Baca Juga: Warga Gaza di Rafah Butuh Bantuan 40.000 Tenda
Sehari sebelumnya, pemimpin Palestina Mahmoud Abbas mengatakan, dia akan mengajukan sebuah resolusi kepada Dewan Keamanan PBB, Kamis, mengajukan tuntutan penarikan pasukan Israel dari Tepi Barat selama tiga tahun, Time of Israel melaporkan.
Resolusi itu akan segera diserahkan setelah Abbas berbicara di Majelis Umum PBB.
Pada Senin, Abbas mengatakan, penolakan PBB terhadap resolusi itu akan mendorongnya untuk mencari keanggotaan di lembaga-lembaga dan badan-badan internasional, mencakup Mahkamah Pidana Internasional, yang akan membuka pintu untuk dakwaan terhadap kejahatan perang Israel atas tindakan militernya di Gaza dan pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat.
Penasehat Abbas, Nabil Abu Rdeneh mengatakan, pemimpin Palestina akan menyajikan strategi baru dalam pidato PBB-nya.
Baca Juga: Israel Akui Jumlah Tentaranya yang Tewas di Gaza Jauh Lebih Tinggi dari Laporan
Berdasarkan program tersebut, Abbas akan meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengeluarkan resolusi yang mengikat, dengan tanggal tertentu untuk mengakhiri pendudukan Israel di Tepi Barat, Jalur Gaza dan Yerusalem Timur (Al-Quds). (T/P001/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Pasukan Israel Tembak Mati Remaja Palestina di Gaza, Langgar Gencatan Senjata