Baku, MINA – Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev pada Jumat mengatakan keadaan di Karabakh berjalan sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata, sementara Turki dan Rusia memainkan peran penting dalam implementasi kesepakatan tersebut.
Berbicara melalui konferensi video pada sesi kedua khusus Majelis Umum PBB tentang tanggapan terhadap pandemi Covid-19, Presiden Aliyev mengatakan Azerbaijan mendukung seruan gencatan senjata oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, meski Armenia mengabaikannya.
“Rezim gencatan senjata berlangsung selama hampir sebulan, Turki dan Rusia memainkan peran penting dalam memastikan gencatan senjata melalui pusat pemantauan gencatan senjata bersama. Jadi, konflik Armenia-Azerbaijan di Nagorno Karabakh dihasilkan oleh peran militer dan politik,” tambah dia, Anadolu Agency melaporkannya yang dikutip MINA, Sabtu (5/12).
Dia menuturkan, penggunaan kekerasan kadang diperlukan untuk membebaskan tanah yang diduduki karena Armenia tidak mematuhi hukum internasional.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
“Karena tidak adanya kepatuhan terhadap hukum internasional, tidak dapat dihindari untuk memastikan implementasi resolusi Dewan Keamanan [PBB] dengan paksa. Akibatnya Armenia dipaksa untuk berdamai,” kata Aliyev.
Hubungan antara bekas republik Soviet telah tegang sejak 1991 ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh, juga dikenal sebagai Karabakh Atas, wilayah yang diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, dan tujuh wilayah yang berdekatan.
Ketika bentrokan baru meletus pada 27 September, tentara Armenia melancarkan serangan terhadap warga sipil dan pasukan Azerbaijan serta melanggar beberapa perjanjian gencatan senjata kemanusiaan.
Selama konflik itu, Azerbaijan membebaskan banyak beberapa kota dan hampir 300 pemukiman dan desa dari pendudukan Armenia.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Kedua negara menandatangani perjanjian yang ditengahi Rusia pada 10 November untuk mengakhiri pertempuran dan bekerja menuju resolusi yang komprehensif.
Gencatan senjata itu dipandang sebagai kemenangan bagi Azerbaijan dan kekalahan bagi Armenia, yang pasukannya telah ditarik sesuai dengan kesepakatan.(T/R1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas