Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PRESIDEN SEMENTARA MESIR SERUKAN REKONSILIASI

Admin - Selasa, 23 Juli 2013 - 11:23 WIB

Selasa, 23 Juli 2013 - 11:23 WIB

315 Views ㅤ

Kairo, 15 Ramadhan 1434/23 Juli 2013 (MINA) – Presiden sementara Mesir, Adly Mansour menyerukan kepada semua pihak untuk melakukan rekonsiliasi  guna mencari solusi krisis di negaranya setelah tragedi penggulingan presiden terpilih Muhamad Mursi pada 3 Juli lalu.

Mansour menyatakan bahwa agenda utama rekonsiliasi itu adalah untuk mengakhiri perpecahan di antara sesama masyarakat Mesir pasca penggulingan kudeta militer.

“Setelah revolusi 25 Januari dan 30 Juni, kami ingin membuka lembaran baru dengan semua pihak di Mesir tanpa rasa dendam, kebencian atau perpecahan,” kata Mansour dalam pidatonya pada peringatan 61 tahun revolusi 1952.

Baca Juga: Israel Duduki Desa-Desa di Suriah Pasca-Assad Terguling  

“Sekarang saatnya rakyat Mesir melakukan rekonsiliasi dan melanjutkan pembangunan untuk kesejahteraan seluruh rakyat,” tambahnya.

Mesir saat ini berada dalam keadaan kacau sejak militer melakukan kudeta terhadap Mursi pada 3 Juli setelah terjadi demonstrasi terhadap kepemimpinannya.

Militer juga membekukan konstitusi dan menggantikannya dengan Adly Mansour, Kepala Mahkamah Konstitusi Mesir, sebagai presiden sementara sampai dilaksanakannya pemilu Mesir dalam waktu dekat.

Sejak penggulingan Mursi itu, ribuan pendukungnya menggelar demonstrasi menuntut kembalinya Mursi sebagai presiden yang sah untuk kembali memimpin Mesir, lapor Anadolu yang dikutip Mi’raj News Agency (MINA).

Baca Juga: Warga Palestina Mulai Kembali ke Yarmouk Suriah

Mansour mengulas peristiwa revolusi negaranya pada tahun 1952 yang mengakhiri rezim yang berkuasa saat itu dengan sebuah kudeta tanpa pertumpahan darah rakyatnya.

“Revolusi 23 Juli 1952 sangat melekat di hati semua orang Mesir. Peristiwa itu merupakan salah satu revolusi terbesar, tidak hanya untuk Mesir, tapi merupakan sumber inspirasi negara-negara lainnya untuk melawan tirani,” jelasnya.

Namun, Mansour mengakui bahwa telah terjadi kesalahan pada revolusi kali ini. Namun tidak seharusnya kita mendendam yang akhirnya mengorbankan rakyat kita sendiri.

“Tapi balasan dari kesalahan ini tidak berarti bahwa kita harus membalas dendam. Sebaliknya kita harus belajar dari kesalahan-kesalahan ini untuk tidak mengulanginya di masa mendatang ,” katanya. (T/P03/P04/P01).

Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda