Ankara, 4 Dzulqa’dah 1435/30 Agustus 2014 (MINA) – Presiden baru Turki Recep Tayyip Erdogan dalam pidato resmi pelantikan dirinya sebagai Presiden ke-12 Republik Turki di Kantor Kepresidenan, Ankara, Kamis sore (28/8) waktu setempat, menekankan pentingnya prioritas menjaga perdamaian baik dalam maupun luar negeri.
Erdogan sebelumnya menjabat Perdana Menteri Turki (14 Maret 2003 – 28 Agustus 2014), menggantikan presiden sebelumnya Abdullah Gul, memaparkan garis besar kebijakan Turki di bawah kepemimpinannya, adalah menekankan penyelesaian dalam negeri antara lain berupa reformasi konstitusi dan proses perdamaian dengan Kurdi.
“Proses perdamaian dengan Kurdi merupakan prioritas kebijakan kami,” ujar Erdogan di depan para pejabat dan pemimpin Negara sahabat.
Selain melakukan langkah-langkah internal, era pemerintahannya juga menetapkan kebijakan luar negeri berupa upaya negaranya bergabung ke Uni Eropa.
Baca Juga: Dua Tentara Cadangan Israel Ditangkap Atas Dugaan ‘Mata-Mata Iran’
Menurutnya, landasan kebijakan luar negerinya didasarkan pada asas perdamaian, solidaritas dan kemakmuran, seperti diberitakan Khabarna, yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Karenanya, pemerintah kami tetap meneruskan dukungannya bagi Palestina dan untuk rakyat Suriah, dan hingga saat ini kami menampung lebih dari 2,1 juta orang pengungsi dari dua Negara tersebut,” katanya.
Erdogan selama menjabat sebagai Perdana Menteri Turki, dikenal sangat peduli terhadap perjuangan bangsa Palestina. Ia juga memberikan dukungan penuh terhadap perjalanan kapal laut Mavi Marmara Freedom Flootilla menembus blokade Jalur Gaza tahun 2010.
Erdogan menambahkan, di beberapa bagian dunia masih terdapat perselisihan, padahal sangat penting bagi kehidupan manusia untuk menjaga kesucian.
Baca Juga: POPULER MINA] Trump Usul Relokasi Warga Gaza ke Indonesia dan Pertukaran Sandera
Lebih dari 20 kepala dan utusan negara-negara di dunia menghadiri upacara peresmian Erdogan, di antaranya Emir Qatar Sheikh Tamim Bin Hamad Al-Thani, Presiden Somalia Hassan Sheikh Mahmoud, Perdana Menteri Yordania AbduIlah bin Kieran, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Mazeres dan Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif.
Pelantikan Presiden Erdogan juga dihadiri utusan negara-negara Albania, Bulgaria, Macedonia, Kosovo, Moldova, Siprus, dan Ketua Dewan Kepresidenan Bosnia-Herzegovina. Sementara China mengirim utusan khusus.
Erdogan menang pada pemilihan presiden pertama kali secara langsung pada 10 Agustus, dengan kemenangan sekitar 52 persen suara, dan dipilih sebagai presiden untuk masa jabatan tujuh tahun.
Adapun ke-11 presiden Turki sebelumnya adalah :
Baca Juga: Turkish Airlines Kembali Terbang ke Suriah setelah 11 Tahun
1. Mustafa Kemal Ataturk (29 Oktober 1923 – 10 November 1938).
2. Mustafa Ismet Inonu (11 November 1938 – 22 Mei 1950).
3. Mahmut Celal Bayar (22 Mei 1950 – 27 Mei 1960).
4. Cemal Gursel (10 Oktober 1961 – 28 Maret 1966).
Baca Juga: Yaman Bebaskan Awak Kapal Inggris setelah Gencatan Senjata di Gaza
5. Cevdet Sunay (28 Maret 1966 – 28 Maret 19730).
6. Fahri Koruturk (6 April 1973 – 6 April 1980).
7. Kenan Evren (9 November 1982 – 9 November 1989).
8. Turgut Ozal (9 November 1989 – 17 April 1993).
Baca Juga: Pemimpin Suriah Beri Ucapan Selamat kepada Trump
9. Suleyman Demirel (16 Mei 1993 -16 Mei 2000).
10. Ahmet Necdet Sezer (16 Mei 2000 – 28 Agustus 2007)
11. Abdullah Gul (28 Agustus 2007 – 28 Agustus 2014).
12. Recep Tayyip Erdogan (28 Agustus 2014 – 28 Agustus 2021). (T/P4/K09).
Baca Juga: Konferensi Tawasol 4 Bahas Narasi Palestina dan Tantangan Media Global
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)