Grozny, MINA – Presiden Republik Chechen Ramzan Kadyrov mengatakan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mendorong Israel ke “titik konflik berdarah” dengan mengakui Al-Quds (Yerusalem) sebagai ibu kota Israel, Shehab.ps melaporkan.
“Ini bisa mengarah pada intifadha yang lebih kuat dan lebih terorganisir. Perang yang meluas,” kata Kadyrov di media sosial.
Kadyrov menggambarkan keputusan AS sebagai “tikaman di belakang” untuk semua negara yang telah berusaha bertahun-tahun untuk mencapai solusi damai terhadap situasi di Timur Tengah. Sebagaimana Middle East Monitor (MEMO) melaporkan dikutip MINA.
“Bagaimana kita bisa memahami kebijakan presiden Amerika?” Dia bertanya.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Sementara masyarakat internasional hampir sepakat dengan pengumuman Donald Trump, laporan menunjukkan bahwa pengumuman tersebut dilakukan dengan kesepakatan awal antara Mesir dan Arab Saudi, Arab Saudi mengatakan, sejauh yang diminta, kepada Presiden Palestina untuk menerima sebuah desa di pinggiran Al-Quds sebagai ibu kota alternatif Palestina.
Sejak pengumuman tersebut, pengadilan kerajaan Arab Saudi telah mengirimkan pemberitahuan ke berbagai media untuk membatasi pemberitaan tentang demonstrasi yang menentang pengumuman Trump.
Setelah pengumuman Trump, menteri perumahan Israel Yoav Galant pada Jumat (8/12), memutuskan untuk mempromosikan sebuah rencana untuk membangun 14.000 unit pemukiman baru di Al-Quds yang diduduki. (T/R03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel