Beijing, 17 Sya’ban 1438/14 Mei 2017 (MINA) – Presiden Joko Widodo bersama 29 Kepala Negara/Pemerintahan pagi ini, Ahad 14 Mei 2017 mengikuti upacara Pembukaan Belt and Road Forum For International Cooperation atau dikenal juga sebagai KTT Jalur Sutera di China National Convention Center, Beijing, Cina.
Forum yang berlangsung pada 14 hingga 15 Mei 2017 itu diharapkan dapat memberikan banyak peluang bagi Indonesia, mengingat program One Belt One Road (OBOR) ini akan diinisiasi kerja sama 65 negara, dengan 4,4 miliar penduduk dan 40 persen GDP dunia. Demikian keterangan dari Sekretariat Presiden RI.
Presiden akan mengutamakan kepentingan nasional dalam kerja sama besar lintas negara mulai negara-.negara di Asia sampai Afrika, terutama untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan konektivitas yang sedang gencar dilakukan di tanah air.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan bahwa Indonesia telah memiliki program pembangunan yang antara lain dilakukan pada pembangunan infrastruktur dan konektivitas.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
“Dalam konteks ASEAN, telah ada pula ASEAN Connectivity 2025, seperti peluncuran layanan transportasi laut Roll-on/Roll-Off atau Ro-Ro antara Davao – General Santos – Bitung yang diresmikan bersama oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Filipina Rodrigo Roa Duterte,” ucap Retno.
Sebagaimana rilis Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, Indonesia terbuka bagi kerja sama dengan pihak luar, termasuk dalam konteks inisiatif belt and road.
“Indonesia selalu menekankan bahwa kerja sama tersebut harus membawa kepentingan bagi rakyat dan memberikan kontribusi bagi perdamaian, stabilitas dan perdamaian dunia,” kata Retno.
Kunjungan Masjid Tertua
Baca Juga: Trump Disebut Menentang Rencana Israel Aneksasi Tepi Barat
Setelah menghadiri upacara pembukaan, Presiden akan berkunjung ke masjid tertua dan terbesar di Beijing, yakni Masjid Niujie. Di sana Presiden akan bertemu dengan Imam Masjid, Ketua Asosiasi Islam Tiongkok dan Tokoh Muslim. Masjid itu merupakan pusat komunikasi Muslim di Beijing yang jumlahnya mencapai 250.000 jiwa.
Masjid yang juga menjadi simbol masuknya Islam ke daratan Tiongkok itu dibangun pada 966 M pada masa Dinasti Liao (916-1125). Kunjungan Presiden Jokowi ke masjid tersebut merupakan kunjungan Presiden Republik Indonesia yang kedua kalinya setelah kunjungan Presiden Abdurrahman Wahid pada tahun 2000.
Presiden juga menerima beberapa kunjungan kehormatan, di antaranya adalah dengan Presiden Universitas Tsinghua, Perdana Menteri Polandia Beata Szydlo dan Managing Direktur IMF Christine Lagarde. Semua pertemuan itu dilaksanakan di hotel di mana Presiden menginap.
Sebelum mengikuti acara jamuan makan malam di Great Hall of The People, Presiden mengadakan pertemuan dengan Presiden Cina Xi Jinping. (T/R01/P1)
Baca Juga: Syamsuri Firdaus Juara 1 MTQ Internasional di Kuwait
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)