Manila, 21 Muharram 1438/22 Oktober 2016 (MINA) – Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan pada Jumat (21/10), setelah kunjungannya dari Cina, bahwa kebijakan luar negeri negaranya “tidak harus selalu pas” dengan Amerika Serikat (AS).
“Ini bukan pemutusan hubungan diplomatik. Saya tidak bisa melakukan itu. Ada kepentingan terbaik dari negara saya bahwa saya tidak melakukan itu,” kata Duterte di kampung halamannya di Davao, Kantor Berita Islam MINA mengutip sumber Aljazeera.
Kunjungan Duterte ke Beijing sempat membuat Presiden Barack Obama resah. Saat bertemu mitranya Xi Jinping, Duterte telah mengumumkan “pemisahan” dari AS.
Gedung Putih mengatakan, pernyataan Duterte saat kunjungannya ke Cina itu, telah meresahkan dan membuat ketidakpastian hubungan dengan AS serta bertentangan dengan aliansi mereka.
Baca Juga: HRW: Pengungsi Afghanistan di Abu Dhabi Kondisinya Memprihatinkan
“Kami telah melihat terlalu banyak pernyataan publik yang mengganggu dari Presiden Duterte selama beberapa bulan terakhir,” kata juru bicara Gedung Putih Josh Earnest.
Duterte lebih lanjut mengatakan, akan menyesuaikan sendiri dalam aliran ideologi, dan mungkin akan pergi ke Rusia untuk berbicara dengan Putin. (T/P4/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi