Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Presiden ICRC: Krisis Rohingya Tidak Terkendali

Rudi Hendrik - Jumat, 27 Oktober 2017 - 12:46 WIB

Jumat, 27 Oktober 2017 - 12:46 WIB

164 Views

Presiden Komite Palang Merah Internasional (ICRC) Peter Maurer. (Gambar: YoutTube)

Presiden Komite Palang Merah Internasional (ICRC) Peter Maurer. (Gambar: YoutTube)

Yerusalem, MINA – Kombinasi kekerasan yang meningkat, memburuknya kesehatan dan akses yang buruk ke zona konflik di Negara Bagian Rakhine di Myanmar, memicu krisis kemanusiaan yang “tidak terkendali”, Presiden Komite Palang Merah Internasional (ICRC) Peter Maurer mengatakannya.

“Kami telah melihat peningkatan besar dalam kekerasan, tidak hanya antara aktor bersenjata tapi juga warga sipil, yang menghancurkan keluarga dan membiarkan orang merasa benar-benar ditinggalkan dan dicabut haknya,” kata Maurer dalam konferensi persi di Yerusalem, Kamis (26/10). Demikian Dhaka Tribune memberitakan yang dikutip MINA.

Lebih dari 603.000 orang Rohingya telah menyeberang dari Myanmar ke Bangladesh sejak 25 Agustus, ketika militer dan polisi melakukan operasi pembersihan militan, tapi justru menargetkan ratusan ribu warga sipil.

Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebut, pembunuhan, pembakaran dan pemerkosaan yang dilakukan oleh tentara dan gerombolan warga Buddha etnis Rakhine operasi pembersihan etnis terhadap Rohingya.

Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu

“Saya khawatir bahwa konteks ketakutan dan kekerasan yang terus berlanjut ini tidak terkendali dan hanya akan menyebabkan perpindahan lebih banyak orang,” kata Maurer.

Pemerintah Myanmar telah memblokir badan-badan kemanusiaan selain organisasi Palang Merah untuk mengakses bagian utara negara bagian Rakhine, pusat terjadi kekerasan yang dilakukan militer Myanmar.

Menurutnya, menjadi satu-satunya lembaga kemanusiaan yang diizinkan beroperasi di Myanmar memberikan tantangan besar untuk mengakses desa-desa yang dibakar dan ditinggalkan penghuninya.

“Beberapa rekan saya harus berjalan kaki selama enam hingga tujuh jam ke sebuah desa,” katanya dan menambahkan bahwa petugasnya hanya menemukan desa yang kosong.

Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu

Namun, pihak berwenang Myanmar baru saja memberi wewenang kepada staf Palang Merah menggunakan dua helikopter untuk bisa lebih melacak orang-orang yang kehilangan tempat tinggal. (T/RI-1/RS3)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Palestina
Asia
Asia