Jakarta, 8 Syawal 1434/15 Agustus 2013 (MINA) – Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengecam penggunaan kekuatan dan senjata yang dilakukan militer Mesir dalam menghadap demonstrans pendukung mantan Presiden Mursi.
Pernyataan itu disampaikan SBY dalam merespon situasi di Mesir yang semakin memburuk, di mana pertikaian dan tindak kekerasan yang berlangsung di sana hingga saat ini telah menimbulkan banyak korban tewas dan luka.
Selain itu, dikhawatirkan arah transisi nasional akan keluar dari jalur yang diharapkan segenap rakyat Mesir.
Baca Juga: AWG Gelar Webinar Menulis tentang Baitul Maqdis
“Penggunaan kekuatan dan senjata militer terhadap demonstran di Mesir, apalagi berlebihan, bertentangan dengan nilai demokrasi dan kemanusiaan,” kata Presiden SBY dalam akun media sosialnya, Rabu (14/8), seperti dikutip laman resmi Setkab RI yang dipantau Mi’raj News Agency (MINA), Kamis (15/8).
Kepala Negara menilai, situasi di Mesir paska penggulingan Presiden Muhammad Mursi semakin memprihatinkan. Korban jiwa terus berjatuhan.
Pihak Ikhwanul Muslimin menyebutkan, dalam serangan sejak Rabu pagi (14/8), lebih dari 300 orang tewas dan ribuan lainnya terluka setelah pasukan keamanan Mesir membubarkan paksa demonstran pendukung Presiden Mesir terguling Muhammad Mursi di Lapangan Rabi’ah Adawiyah dan Nahda, Kairo.
“Indonesia berharap, keadaan tidak memburuk,” kata SBY.
Baca Juga: 30 WNI dari Suriah Kembali Dievakuasi ke Indonesia
SBY menyampaikan rasa prihatin terhadap situasi yang berkembang di Mesir akhir-akhir ini.
Menurutnya, Indonesia juga berharap pemerintah dan militer Mesir, serta Ikhwanul Muslimin, berusaha kuat mencegah bertambahnya korban. Semua pihak perlu menahan diri, mengedepankan semangat kompromi, menghindari kekerasan dan menghormati hak asasi manusia, serta mengedepankan cara penyelesaian masalah secara damai dan demokratis.
“Saya berpendapat, meskipun sulit, solusinya haruslah win-win, didahului dengan penghentian semua aksi kekerasan dari kedua belah pihak,” pesan Kepala Negara.
Dia menyatakan untuk menyelesaikan masalah dan memulihkan situasi di Mesir, pemerintah sementara Mesir harus menegakkan hak berkumpul secara damai, kebebasan berbicara, dan menjamin keamanan seluruh rakyat Mesir.
Baca Juga: Banjir di Makasar Rendam Rumah Dinas Gubernur dan Kapolda
Disampaikan Presiden SBY, lima tahun lalu, Indonesia juga mengalami goncangan politik dan keamanan. Namun bisa diatasi, karena militer dan sipil berkolaborasi untuk reformasi.
Indonesia Siap Bantu
Dia juga mendukung sepenuhnya upaya yang telah dilakukan organisasi-organisasi internasional dalam mendorong semua pihak untuk menahan diri semaksimal mungkin dan memberikan kesempatan dialog dan rekonsiliasi nasional.
“Selain Perserikatan Bangsa-Bangsa, Liga Arab juga memiliki peranan penting guna penyelesaian masalah Mesir,” tegasnya.
Baca Juga: Angkatan Kedua, Sebanyak 30 WNI dari Suriah Kembali ke Tanah Air
Kedua organisasi internasional itu mempunyai responsibilitas untuk menekan otoritas sementara Mesir dalam melaksanakan tanggung jawab penyelesaian konflik, mendorong tercapainya kompromi di antara para pihak melalui proses dialog, dan menciptakan rekonsiliasi nasional.
Sebagai salah satu anggota PBB, pemerintah Indonesia siap membantu untuk membahas langkah bersama dalam pemulihan situasi di Mesir secara cepat dan damai. (T/P02/R2).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Antisipasi Macet saat Nataru, Truk Barang akan Dibatasi Mulai 21 Desember
Baca Juga: Kota Semarang Raih Juara I Anugerah Bangga Berwisata Tingkat Nasional