Jakarta, MINA – Menteri Pariwisata Arief Yahya mengungkapkan, Presiden Joko Widodo sejak awal menginginkan pariwisata menjadi penghasil devisa terbesar, seangkan kini pariwisata sudah menjadi penyumbang devisa nasional nomor empat terbesar setelah kelapa sawit, migas, dan batu bara.
“Selama ini pemasukan dari sektor pariwisata terbanyak berasal dari tiga daerah yaitu Jakarta, Bali dan Batam, maka ke depannya kita tambah menjadi sepuluh daerah tujuan utama pariwisata bagi para turis lokal maupun luar negeri,” jelas Menpar di sela-sela diskusi pemaparan edisi “4 Tahun Kerja Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla” di Jakarta, Selasa (23/10).
Keinginan Presiden tersebut juga didukung oleh capaian dalam peningkatan sumbangan devisa dari sektor pariwisata sejak tahun 2015 sebanyak 12,2 miliar dolar AS, menjadi 13,6 miliar dolar AS pada 2016 dan pada tahun 2017 naik lagi menjadi 15 miliar dollar AS.
“Diharapkan pendapatan pada tahun ini meningkat lagi meraup devisa hingga $17 miliar. AS Sedangkan, proyeksi tahun 2019 sebesar $20 miliar AS,” jelas Menpar.
Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK
Sementara itu, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara terus melejit dari tahun 2015 sebanyak 9,7 juta orang, pada tahun 2016 menjadi 11,5 juta, tahun 2017 sebanyak 14 juta. Adapun sampai Agustus 2018, jumlah turis asing sudah mencapai 10,58 juta dari target 17 juta wisman.
Sedangkan, kunjungan pelancong Nusantara juga menunjukkan hal menggembirakan. Sejak tahun 2015 sebanyak 255 juta, tahun 2016 berkembang lagi menjadi 264 juta, dan tahun 2017 meningkat lagi menjadi 271 juta.
Lebih jauh lagi, Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan pariwisata tercepat nomor 9 di dunia, di Asia no 3 dan ASEAN nomor satu. (L/Sj/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal