Teheran, MINA – Presiden Iran Masoud Pezeshkian akan mengunjungi Irak pada 11 September, untuk melakukan diskusi bilateral dengan pejabat negara tetangga.
Ini akan menandai kunjungan luar negeri pertama Pezeshkian sejak memangku jabatan Presiden Republik Islam. Almayadeen melaporkan.
Selama perjalanannya, Presiden Iran dijadwalkan bertemu dengan pejabat senior Irak dan menandatangani serangkaian perjanjian, termasuk perjanjian tentang kerja sama keamanan.
Pezeshkian juga diperkirakan akan mengunjungi tempat-tempat suci di Karbala dan Najaf, serta kota Basra dan Erbil, menurut media Iran.
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
Sebuah sumber mengatakan pada bulan Agustus, kunjungan Presiden Iran tersebut merupakan tanggapan atas undangan dari mitranya dari Irak Abdul Latif Rashid dan sebelum kunjungannya yang dijadwalkan ke markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York.
Pada akhir Agustus, Mohammad Kazem Al-e Sadegh, Duta Besar Iran untuk Irak, mengumumkan nota kesepahaman, yang awalnya dimaksudkan untuk ditandatangani oleh mendiang Presiden Ebrahim Raisi, kini akan dirampungkan selama kunjungan Pezeshkian mendatang ke Irak.
Setelah memenangkan pemilu pada awal Juli, Pezeshkian menerbitkan sebuah artikel opini di Tehran Times yang menguraikan pandangan dan kebijakan pemerintahnya.
Dalam artikel tersebut, ia menyatakan pemerintahannya berdedikasi untuk menjaga martabat nasional Iran dan kedudukan global “dalam segala situasi.”
Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu
Pezeshkian mengatakan kebijakannya akan berfokus pada peluang untuk menjaga hubungan yang seimbang dengan semua negara sejalan dengan kepentingan ekonomi dan nasional Iran, selain kebutuhan perdamaian dan keamanan regional dan global.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Israel Dukung Gencatan Senjata dengan Lebanon