Damaskus, MINA – Presiden Iran Ebrahim Raisi mendarat di Damaskus pada Rabu (3/5), merupakan kunjungan pertama oleh seorang kepala negara Iran ke Suriah negara yang dilanda perang dalam lebih dari satu dekade.
Dalam kunjungan dua harinya, Raisi akan bertemu Assad untuk menandatangani beberapa perjanjian dan nota kesepahaman guna meningkatkan kerja sama, lapor media pemerintah setempat, seperti dikutip dari Arab News.
Dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi pan-Arab Al-Mayadeen, Raisi menyerukan upaya rekonstruksi dan pengungsi yang melarikan diri dari perang negara untuk kembali ke negara tersebut.
Raisi, yang memimpin delegasi politik dan ekonomi tingkat tinggi, diterima setibanya di Bandara Internasional Damaskus oleh Menteri Ekonomi Suriah Samer Al-Khalil.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Presiden Iran terakhir yang mengunjungi Suriah adalah Presiden Mahmoud Ahmadinejad pada 2010.
Kunjungan presiden Iran dilakukan ketika beberapa negara Arab, termasuk pusat kekuatan regional Mesir dan Arab Saudi, telah membuka diri terhadap Assad dan menteri luar negeri mereka telah mengunjungi Damaskus dalam beberapa pekan terakhir.
Menteri luar negeri Suriah juga mengunjungi ibu kota Saudi, Riyadh pada April, kunjungan pertama sejak kedua negara memutuskan hubungan pada 2012.
Pada bulan Maret, Iran dan Arab Saudi, pendukung utama pejuang oposisi Suriah, mencapai kesepakatan di China untuk membangun kembali hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan setelah tujuh tahun ketegangan.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Teheran telah menjadi pendukung utama pemerintahan Presiden Bashar Assad sejak pemberontakan berubah menjadi perang besar-besaran pada Maret 2011, dan telah memainkan peran penting dalam membalikkan keadaan menguntungkannya.
Iran telah mengirim puluhan penasihat militer, dan ribuan pejuang yang didukung Iran dari seluruh Timur Tengah untuk berperang di pihak Assad.
Melalui bantuan Rusia dan Iran, pasukan pemerintah Suriah telah menguasai sebagian besar negara dalam beberapa tahun terakhir. (T/R6/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia