Presiden Iran Siap Kirimkan Bantuan untuk Korban Banjir Libya

Presiden Iran Ebrahim Raeisi. (Foto: Dok. Press TV)

Teheran, MINA – Presiden Ebrahim Raeisi telah menyuarakan kesiapan Iran untuk mengirimkan bantuan dan memberikan bantuan medis serta pasokan ke Libya atas banjir mematikan di negara Afrika Utara tersebut.

“Pemerintah Republik Islam Iran menyatakan kesiapannya untuk mengirimkan bantuan dan mengirimkan bantuan medis, dan pasokan ke daerah yang terkena dampak banjir,” tulis Raeisi dalam pesan yang ditujukan kepada Perdana Menteri Libya Abdulhamid Dbeibah pada Selasa (12/9), sambil menyampaikan belasungkawa kepada bangsa Libya.

Badai dan banjir dahsyat yang terjadi di sebagian besar negara, yang menyebabkan ribuan orang tewas, terluka atau hilang, sangat menyentuh dan menyedihkan, kata Raeisi.

Atas nama rakyat dan pemerintah Republik Islam Iran, dia turut bersimpati kepada keluarga yang ditinggalkan. Press TV melaporkan.

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian juga bersimpati kepada pemerintah dan bangsa Libya atas badai dan banjir mematikan tersebut.

Sementara itu, Kepala Masyarakat Bulan Sabit Merah Iran (IRCS) juga menulis pesan kepada Omar Agouda, Presiden Masyarakat Bulan Sabit Merah Libya, menawarkan bantuan kepada negara yang dilanda banjir tersebut.

Pihak berwenang di Libya timur mengatakan, sebanyak 2.300 orang tewas dan ribuan lainnya hilang setelah banjir besar melanda kota Derna menyusul badai dan hujan lebat serta runtuhnya dua bendungan.

Kepala otoritas Darurat dan Ambulans Libya, Osama Aly, menjelaskan bahwa setelah dua bendungan jebol, “semua air mengalir ke daerah dekat Derna, yang merupakan daerah pesisir pegunungan.”

Menurut Aly, pemukiman yang berada di lembah tersapu arus lumpur deras yang membawa kendaraan dan puing-puing.

Ahmed Mismari, juru bicara Tentara Nasional Libya (LNA) yang menguasai Libya timur, mengklaim bahwa 5.000 hingga 6.000 orang hilang.

Sementara itu, negara-negara di seluruh dunia mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Libya, di mana tim penyelamat bekerja keras untuk menemukan korban selamat di tengah puing-puing.

“Perserikatan Bangsa-Bangsa di Libya terus memantau keadaan darurat yang disebabkan oleh kondisi cuaca buruk di wilayah timur negara itu,” kata Misi Dukungan PBB di Libya dalam sebuah unggahan di X.

Hujan yang terjadi selama akhir pekan ini disebabkan oleh efek sisa dari sistem tekanan rendah yang kuat, yang secara resmi dinamai Badai Daniel oleh layanan meteorologi nasional di Eropa Tenggara.

Badai ini menyebabkan banjir besar di Yunani sebelum berubah menjadi siklon tropis, menyebabkan kondisi berbahaya di Laut Mediterania dan wilayah pesisir.

Sisa-sisa badai ini berdampak pada Libya utara dan diperkirakan akan bergerak ke timur menuju Mesir utara secara bertahap. (T/RI-1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.