Yerusalem, MINA – Presiden Israel Reuven Rivlin pada Kamis (4/6) meminta rakyatnya menenangkan nada perselisihan di antara mereka mengenai rencana Tel Aviv untuk mencaplok hampir 30 persen dari Tepi Barat yang diduduki.
“Kita tidak boleh mencegah pertanyaan, keraguan atau kritik dari pihak politik mana pun. Tidak setuju, ya. Berdebat, boleh saja. Tetapi kekerasan verbal, panggilan nama, ejekan, dan penghinaan harus dihentikan,” kata Rivlin dalam sebuah pernyataan.
Haaretz melaporkan, komentar Rivlin datang sehari setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu “sangat mengutuk” pernyataan pemimpin pemukim tentang rencana tersebut.
Proposal aneksasi disusun berdasarkan apa yang disebut AS ‘Kesepakatan Abad Ini’ dan diharapkan akan diajukan ke Knesset untuk disetujui pada bulan Juli.
Baca Juga: Abu Ubaidah Serukan Perlawanan Lebih Intensif di Tepi Barat
Perwakilan pemukim dan gerakan keagamaan Israel sendiri menentang rencana itu karena mereka mengklaim hal itu memungkinkan Palestina untuk mendirikan negara di tanah yang tersisa.
Pemimpin pemukim Yahudi David Elhayani mengatakan kepada Haaretz pada hari Rabu bahwa Trump dan penasihatnya serta menantunya, Jared Kushner, “telah membuktikan dalam rencana mereka bahwa mereka bukan teman Israel”. (T/R7/P10
Mi’raj News Agency (MINA)