Jakarta, MINA – Presiden Joko Widodo mengajak para pengusaha yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) untuk memanfaatkan peluang di bidang pangan.
Peluang tersebut muncul bersamaan dengan masalah yang dialami sejumlah negara yang sedang mengalami kelangkaan pangan akibat ketidakpastian ekonomi global karena pandemi Covid-19 dan perang di Ukraina.
“Saya ingatkan, yang berkaitan dengan pangan itu hati-hati ke depan, tetapi juga menjadi peluang bagi para pengusaha, utamanya anggota Hipmi untuk masuk ke bidang-bidang ini,” ujar Jokowi dalam sambutannya saat menghadiri Perayaan 50 Tahun Hipmi 2022 yang digelar di Plenary Hall, Jakarta Convention Centre, Jakarta, Jumat, (10/6).
Menurut Presiden, saat ini sejumlah negara juga sudah mulai membatasi ekspor pangannya, sehingga kemandirian pangan menjadi sangat penting artinya.
Baca Juga: Hingga November 2024, Angka PHK di Jakarta Tembus 14.501 orang.
“Pangan, energi, ini adalah peluang karena diperkirakan hari ini ada kira-kira 13 juta orang yang sudah mulai kelaparan di beberapa negara karena urusan pangan,” ungkapnya.
Untuk itu, Presiden mengajak seluruh anggota Hipmi untuk terjun langsung berusaha pada sejumlah komoditas bahan pokok pangan seperti jagung, kedelai, sorgum, hingga porang, terutama mengingat ke depan pangan akan makin dibutuhkan semua negara.
“Saya mengajak kepada seluruh anggota Hipmi untuk masuk ke bidang ini. Tanam jagung, pasti untung karena harganya jagung baik. Tanam yang lain, yang pangan sorgum yang enggak pernah kita tanam, tanam terutama di NTT. Kita sudah mencoba kemarin 40 hektare tumbuh sangat baik di NTT,” jelasnya.
Porang, ini adalah pangan masa depan, porang karena gluten free, bisa ditanam di manapun dan tanaman-tanaman lain yang kita miliki, sagu, singkong, dan lain-lainnya. Ke depan saya pastikan karena ada problem besar yang lebih besar lagi yaitu perubahan iklim, pangan akan menjadi persoalan seluruh negara.
Baca Juga: Menag: Guru Adalah Obor Penyinar Kegelapan
Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga menyoroti inflasi yang terjadi di sejumlah negara yang berpengaruh pada naiknya harga berbagai komoditas.
Dia menuturkan, diperkirakan ada 60 negara yang akan mengalami kesulitan ekonomi dan akan menjadi negara gagal jika tidak bisa segera mengatasi ekonominya.
“Inilah yang perlu saya ingatkan kepada kita semuanya. Jangan sampai kita merasa normal, padahal keadaannya betul-betul pada situasi yang tidak normal, ketidakpastian ini,” ungkapnya.
“Ini yang harus kita jaga semuanya, dan problem besarnya sekarang ini ada dua urusan ekonomi, yang pertama kenaikan energi yang kedua kenaikan harga pangan. Hati-hati dengan ini, yang itu semuanya akan memunculkan yang namanya kenaikan inflasi tadi,” tambah Jokowi.
Baca Juga: AWG Gelar Dauroh Akbar Internasional Baitul Maqdis di Masjid Terbesar Lampung
Kepala Negara kemudian memerinci sejumlah komoditas yang naik harganya, mulai dari gas alam yang naik 153 persen, batu bara naik 133 persen, minyak naik 58 persen, hingga minyak sawit mentah atau CPO yang naik 207 persen.
Di luar itu, gandum juga harus diantisipasi kenaikannya karena saat ini dua penghasil gandum dunia yakni Rusia dan Ukraina sedang bermasalah.
“Karena penghasil gandum 30-40 persen Ukraina dan Rusia, sekarang ini bermasalah, gandum seluruh dunia harganya naik. Dan kita nanti di sini ada mie, di sini ada roti, semuanya berasal dari gandum,” ucapnya.
Turut hadir dalam acara tersebut antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Menteri BUMN Erick Thohir, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid, dan Ketua Umum BPP Hipmi Mardani H. Maming. (L/R1/RS2)
Baca Juga: Embassy Gathering Jadi Ajang Silaturahim Komunitas Diplomatik Indonesia
Mi’raj News Agency (MINA)