Jakarta, MINA – Presiden RI Joko Widodo mengikuti pertemuan virtual High-level Dialogue on Global Development yang dihadiri oleh para pemimpin BRICS (Brazil, Russia, India, China, and South Africa) dan negara berkembang yang relevan, Jumat (24/6).
Presiden China Xi Jinping menjadi tuan rumah pertemuan tersebut dengan tema “Membina Kemitraan Pembangunan Global untuk Era Baru untuk Bersama-sama Melaksanakan Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan”.
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi berharap BRICS dapat menjadi katalis bagi penguatan investasi di negara-negara berkembang.
“Upaya serupa juga dilakukan Presidensi G20 Indonesia, mendorong investasi yang menciptakan nilai tambah bagi negara berkembang,” ujarnya.
Baca Juga: Syubban Jambi Kibarkan Bendera Palestina di Puncak Gunung Dempo
Presiden Jokowi mendorong penguatan sumber-sumber pertumbuhan baru.
Menurutnya, kerja sama BRICS dengan negara mitra harus mendukung untuk transformasi digital yang inklusif, pengembangan industri hijau dan infrastruktur hijau, serta penguatan akses negara-negara berkembang pada rantai pasok global.
“Tantangan yang dihadapi dunia saat ini sangat berat, yaitu tantangan terhadap ketahanan pangan, ketahanan energi, hingga stabilitas keuangan yang makin sulit,” katanya.
Pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini juga turun 1 persen menjadi 2,6 persen, dan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs makin tertunda cukup signifikan.
Baca Juga: Ulama Palestina: Ujian Pertama untuk Bebaskan Al-Aqsa adalah Shubuh Berjamaah
Kesenjangan pendanaan SDGs yang meningkat dari USD2,5 triliun per tahun sebelum pandemi menjadi USD4,2 triliun per tahun pasca-pandemi harus segera ditutup. Selain itu, pendanaan inovatif harus dimajukan, terutama peranan sektor swasta harus diperkuat.
Seperti dikutip dari Wikipedia, BRICS adalah akronim dari Brazil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan, lima negara yang pertumbuhan ekonominya pesat.
Akronim ini pertama dicetuskan oleh Goldman Sachs pada tahun 2001. Menurutnya, pada 2050, gabungan ekonomi keempat negara itu akan mengalahkan negara-negara terkaya di dunia saat ini. (R/RE1/P1))
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: UAR Korwil NTT Ikuti Pelatihan Water Rescue