Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Presiden Jokowi: Penyebaran Wabah Penyakit Semakin Cepat

Risma Tri Utami - Selasa, 24 Oktober 2017 - 20:14 WIB

Selasa, 24 Oktober 2017 - 20:14 WIB

243 Views ㅤ

Presiden Jokowi saat membuka Konferensi Internasional dan Table Top Exercise untuk Global Health Security Tahun 2017, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (24/10). (Foto: Humas/Oji)

Jakarta, MINA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, dunia saat ini memang sudah terasa datar, terasa dekat, pergerakan manusia makin cepat. Dalam hitungan detik sebuah informasi sudah tersebar ke seluruh dunia, artinya penyebaran wabah penyakit menjadi semakin cepat.

“Bahkan perkembangan kondisi global dapat mengakibatkan terjadinya penyebaran wabah penyakit lama maupun penyakit baru, seperti emerging diseases, new emerging disease, yang setiap saat dapat menjadi ancaman kesehatan dunia dan kesehatan nasional,” kata Presiden Jokowi saat membuka Konferensi Internasional dan Table Top Exercise untuk Global Health Security Tahun 2017 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (24/10).

Perkembangan global seperti perubahan iklim yang ekstrem, menurut Kepala Negara sebagaimana laman Setkab melaporlan, dapat berujung pada bencana alam, dan mendatangkan penyakit.

Meningkatnya populasi penduduk dunia yang memberi beban lebih kepada lingkungan, dan makin terbatasnya ketersediaan sumber daya makanan serta energi dan air bersih, diyakini Kepala Negara, juga dapat memunculkan penyakit menular yang akut, yang kronik, atau kejadian luar biasa seperti pada diare, kolera, TBC, dan hepatitis.

Baca Juga: Tumbangnya Rezim Asaad, Afta: Rakyat Ingin Perubahan

Selain itu, Kepala Negara juga mengingatkan tentang flu burung, flu babi, SARS, Ebola, Anthrax, bahkan HIV AIDS, yang kini sudah dapat dicegah penyebaran globalnya berkat kerjasama seluruh pemangku kepentingan sektor kesehatan dunia.

Presiden Jokowi juga mengingatkan perlunya mewaspadai perkembangan teknologi yang disalahgunakan oleh para teroris dengan bioterorisme. Sebuah bentuk terorisme dengan cara memasukkan bahan-bahan kimia atau biologis yang berbahaya ke dalam makanan, ke dalam minuman, ataupun menyebarkannya dalam ruangan tertutup, hingga terjadi kepanikan internasional serta memunculkan ancaman kesehatan nasional dan global.

Untuk mencegah munculnya ancaman kesehatan, menurut Presiden, diperlukan tiga bentuk kerja sama. Pertama, kerja sama lintas praktisi kesehatan dalam sebuah negara.

“Di Indonesia Kami menyebutnya sistem kesehatan pertahanan negara, yang komponennya meliputi kesehatan TNI, kesehatan pemerintah pusat, kesehatan pemerintah daerah, dan masyarakat,” ujar Presiden.

Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama

Yang kedua, lanjut Presiden, diperlukan kerja sama lintas sektor dalam sebuah negara. Ia menegaskan, sekat-sekat ego antar organisasi harus diruntuhkan demi menjaga kesehatan masyarakat.

“Tepatnya harus ada kerja sama yang kuat antara sektor kesehatan, sektor imigrasi, sektor pariwisata, ekspor impor, peternakan, pertanian, termasuk badan lainnya seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan,” kata Presiden menekankan.

Ketiga, Presiden menegaskan, diperlukan kerja sama lintas negara karena yang dihadapi adalah masalah global. “Keahlian dan kemampuan Saudara-saudara harus saling terhubung satu sama lain untuk menghadapi ancaman kesehatan global tersebut. Perkuat jaringan kita, putuskan jaringan penyakitnya,” tutur Presiden Jokowi.

Tampak hadir dalam acara ini Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Kapolri Tito Karnavian, Mensesneg Pratikno, Direktur WHO, delegasi perwakilan negara sahabat, dan para peserta konferensi. (R/R09/RS3)

Baca Juga: Konflik Suriah, Presidium AWG: Jangan Buru-Buru Berpihak  

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

MINA Health
Indonesia
Internasional
Indonesia
Indonesia