Bogotá, MINA – Presiden Kolombia Gustavo Petro pada Rabu memerintahkan pengusiran seluruh perwakilan diplomatik Israel dari Kolombia, menyusul penahanan dua warga Kolombia yang berada di kapal Global Sumud Flotilla,konvoi internasional yang berupaya menembus blokade dan mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Dua warga Kolombia, Manuela Bedoya dan Luna Barreto, ditahan oleh militer Israel setelah flotilla tersebut mencapai area berisiko tinggi sekitar 150 mil laut dari pantai Gaza. Menurut pernyataan Gerakan Global untuk Gaza, tindakan Israel itu melanggar hukum internasional serta Konvensi Jenewa.
Presiden Petro mengecam keras insiden tersebut dan menyebutnya sebagai kejahatan internasional baru oleh Benjamin Netanyahu. Ia menegaskan melalui platform media sosial X bahwa Kolombia segera akan membatalkan Perjanjian Perdagangan Bebas dengan Israel.
Selain itu, Petro menyatakan Kementerian Luar Negeri akan mengajukan gugatan, termasuk di pengadilan Israel dan menyerukan dukungan dari tim hukum internasional.
Baca Juga: Israel Culik 210 Aktivis Armada Global Sumud Flotilla, Termasuk Thunberg dan Mandla Mandela
Sebelumnya, pada Mei 2024, Petro telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel. Namun perintah terbarunya mempertegas sikap Kolombia dengan meminta sisa diplomat Israel segera meninggalkan wilayah Kolombia.
Sementara itu, pihak militer Israel mengklaim flotilla tersebut berusaha melanggar blokade laut yang sah dan memasuki zona pertempuran aktif. Israel mengatakan telah memerintahkan kapal-kapal itu untuk berbelok menuju Pelabuhan Ashdod, dengan janji menyalurkan bantuan melalui jalur resmi yang dapat diverifikasi.
Global Sumud Flotilla berlayar sejak akhir Agustus dengan membawa bantuan kemanusiaan dan medis, serta melibatkan lebih dari 500 aktivis internasional dari 45 negara. Ini menjadi salah satu upaya terbesar dalam beberapa tahun terakhir untuk menembus blokade Israel yang telah berlangsung selama 18 tahun atas Jalur Gaza. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Korban Gempa 6,9 SR di Filipina Meningkat, 69 Orang Tewas