PRESIDEN KORUT TUNJUK KIM YONG NAM HADIRI PERINGATAN KAA KE-60

(Foto: DPR Korea)
Presiden Presidium Majelis Tertinggi Rakyat Utara Kim Yong Nam. (Foto: DPR Korea)

Jakarta, 10 Jumadil Akhir 1436/30 Maret 2015 (MINA) – Presiden Presidium Majelis Tertinggi Rakyat Kim Yong Nam akan mewakili Korea Utara dalam Peringatan 60 Tahun Konferensi ().

Kehadiran Kim Yong Nam menggantikan Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un yang dipastikan tidak akan menghadiri acara tersebut.

“Kim Jong-un mengutus Presiden Presidium Majelis Tertinggi Rakyat Korea Utara, Kim Yong Nam, untuk datang ke Indonesia,” kata Diplomat Utama Kementerian Luar Negeri RI Adiyatwidi Adiwoso Asmady di Bandara Internasional Soekarno Hatta, beberapa waktu lalu, sebagaimana keterangan pers aacc2015 yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin.

Adiyatwidi mengungkapkan sudah ada 12 negara lain, selain Korea Utara, yang telah memastikan Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan mereka untuk hadir di Indonesia saat Peringatan KAA.

“Presiden Ethiopia, Zimbabwe, Republik Rakyat Tiongkok, Myanmar, Presiden Presidium dari Korea Utara, Perdana Menteri Bangladesh, Kamboja, Malaysia, Pakistan, Singapura, Mozambique, India, dan Wakil Presiden Korea Selatan,” kata Anggota Tim Asistensi Bidang Pelaksana Peringatan KAA itu.

Hingga saat ini total sudah 27 negara yang mengkonfirmasi apakah kepala negaranya akan menghadiri perhelatan tersebut atau tidak.

“Sampai saat ini baru 13 kepala negara yang sudah menyatakan hadir, sembilan terindikasi kuat hadir, lima kemungkinan akan hadir. Dalam waktu dekat ini kami akan umumkan yang lebih konkret lagi siapa yang akan hadir,” jelasnya.

Kepala negara yang terindikasi kuat menghadiri acara Peringatan 60 Tahun KAA antara lain Presiden dari Afrika Selatan, Srilanka, dan perdana menteri Iran, Jepang, Nepal, Sultan Brunei Darussalam, serta perwakilan dari Irak, Mesir, dan Yordania yang belum ditentukan.

“Yang kami tunggu kepastiannya adalah Laos, Thailand, Maroko, dan Vietnam yang kemungkinan besar akan hadir, yang lainnya biasanya last minute juga. Tergantung kesibukan mereka. Kan seharusnya kalau mengundang presiden harus enam bulan sampai setahun sebelumnya,” ujarnya.

Pemerintah Rusia belum memutuskan delegasinys yang akan menghadiri Peringatan 60 Tahun KAA itu.

Pemerintah Indonesia terus melakukan berbagai upaya untuk menyukseskan penyelenggaran Peringatan Konferensi Asia Afrika. Namun, hingga saat ini Pemerintah Rusia belum memutuskan delegasinya yang akan hadir dalam KAA nanti.

Sementara itu, persiapan acara terus dilakukan oleh pihak panitia yang ada di Jakarta mau pun di Bandung. Puncak peringatan acara KAA akan digelar di Gedung Merdeka.

Di Kota Bandung tersebut akan dilakukan napak tilas perjalanan KAA pertama pada 1955, beberapa jalan protokol di Bandung khususnya di Jalan Asia-Afrika akan ditutup untuk kelancaran acara tersebut.(T/R05/R03)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Comments: 0