Beirut, MINA – Setelah menunda konsultasi mengikat dengan anggota parlemen untuk menunjuk perdana menteri baru, Presiden Lebanon Michel Aoun dilaporkan melakukan panggilan telepon dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron “membenarkan” penundaan tersebut, media Asharq al-Awsat melaporkan pada Jumat (16/10).
Harian itu mengatakan, Aoun berkata kepada Macron bahwa langkahnya menunda konsultasi bertujuan mendapatkan dukungan “Kristen yang luas” untuk calon dan mantan Perdana Menteri Saad Hariri.
Namun, seruan Aoun tidak “menghilangkan” kekesalan Perancis atas penundaan konsultasi, menurut surat kabar itu.
Menurut Asharq al-Awsat, seandainya konsultasi diadakan pada Kamis (15/10) sesuai rencana, konsultasi akan memastikan bahwa partai politik masih bersedia mematuhi inisiatif Perancis terhadap Lebanon.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
“Perancis sangat terganggu oleh langkah dianggap buruk yang akan menjerumuskan negara itu ke babak baru sengketa politik,” kata sumber politik Perancis kepada harian tersebut dalam status anonimitas.
Aoun menunda konsultasi hingga Kamis pekan depan karena dia dilaporkan mencari dukungan dari dua blok Kristen terbesar di parlemen, Pasukan Lebanon (LF) dan Gerakan Patriotik Merdeka yang didirikan oleh Aoun.
Namun, pemimpin LF Samir Geagea pada Kamis memperbarui seruannya untuk menyelenggarakan pemilihan umun parlemen lebih awal sebagai jalan keluar dari krisis politik. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan