New York, MINA – Presiden Maladewa Mohamed Muizzu mendesak masyarakat internasional untuk meminta Israel bertanggung jawab atas “tindakan terorisme”, mengacu pada pengeboman tanpa pandang bulu di Jalur Gaza oleh Tel Aviv.
“Israel harus bertanggung jawab atas tindakan terorisme ini, atas pelanggaran hukum internasional dan resolusi PBB ini,” kata Muizzu kepada Majelis Umum PBB di New York, Selasa (24/9). Anadolu Agency melaporkan.
Ia mengatakan, masyarakat internasional hanya boleh menerima negara Palestina yang berdaulat dan merdeka dengan perbatasan sebelum tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
“Maladewa percaya bahwa pelanggaran hak oleh negara mana pun, besar dan kecil, kaya atau miskin, dengan teman yang kuat atau lemah, tidak boleh ditoleransi. Inilah sebabnya pembantaian yang sedang berlangsung, genosida, oleh Israel di Gaza, merupakan parodi keadilan dan sistem internasional,” kata Muizzu.
Baca Juga: Putin Punya Kebijakan Baru, Hapus Utang Warganya yang Ikut Perang
“Dunia tengah berjuang untuk mencerna kematian begitu banyak warga sipil di Gaza dan kini serangan Israel di Lebanon telah merenggut ratusan nyawa warga sipil di sana,” katanya.
“Tangisan mereka menghantui siapa pun yang memiliki rasa kemanusiaan. Air mata mereka, pahit bagi hati nurani kita,” tuturnya.
Mengecam rezim Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu karena menargetkan dan membunuh jurnalis, Presiden Maladewa menyebutnya sebagai “upaya brutal untuk mencegah dunia mengetahui tentang kejahatan yang terjadi” di daerah kantong yang terkepung itu, saat ia menyambut keputusan PBB untuk menempatkan Palestina di Majelis Umum.
Israel terus melancarkan serangan brutal terhadap Gaza sejak 7 Oktober tahun lalu meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.
Baca Juga: Jadi Buronan ICC, Kanada Siap Tangkap Netanyahu dan Gallant
Menurut otoritas kesehatan Gaza, serangan Israel telah menewaskan hampir 41.400 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai lebih dari 95.700 orang.
Ketegangan juga meningkat antara kelompok Lebanon, Hezbollah, dan Israel di tengah meningkatnya serangan lintas perbatasan dan meningkatnya kekhawatiran akan perang skala penuh di wilayah tersebut. []
Mi’’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Rusia Serang Ukraina Pakai Rudal Korea Utara