Teheran, MINA – Presiden Majlis Perundingan Pertubuhan Islam Malaysia (MAPIM) Mohd Azmi Bin Abdul Hamid mengatakan, serangan yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu merupakan hasil dari pendudukan dan penjajahan yang dilakukan oleh Israel.
“Serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023 adalah hasil dari 75 tahun pendudukan dan penjajahan. Palestina tidak diberikan hak asasi manusia, hak atas kehidupan yang bermartabat, hak atas perlindungan hukum internasional, hak untuk kembali, hak kepemilikan properti dan hak atas kebutuhan dasar. Dengan kata lain Palestina tidak diberi hak untuk hidup,” ujarnya saat Muktamar Taufan Al Aqsa, Kebangkitan Nurani Manusia, di Teheran, Ahad (14/1).
“Israel telah melakukan segala bentuk kejahatan, melanggar hukum internasional dan resolusi PBB, kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, genosida dan genosida budaya, pembersihan etnis, kejahatan apartheid, blokade ilegal, hukuman kolektif serta kekerasan pemukim,” tambahnya.
Ciku Azmi juga mengatakan, serangan Hamas pada 7 Oktober, Badai Al Aqsa, mencerminkan arti pendudukan dan pentingnya perlawanan terhadap pendudukan. Membingkai ulang narasi perlawanan Palestina dan status perjuanganya dan mengungkap wajah sebenarnya Israel, Amerika Serikat, dan seluruh aliansinya.
Baca Juga: Israel Halangi Evakuasi Jenazah di Gaza Utara
Lebih lanjut ia mengatakan, serangan ini juga meningkatkan persatuan umat manusia di seluruh dunia tanpa memandang kebangsaan dan keyakinannya hingga mengakui Zionis sebagai musuh dunia yang sebenarnya.
“Badai Al Aqsa memicu kebangkitan nurani manusia akan arti kemanusiaan, pentingnya harkat dan martabat manusia, kesadaran akan pentingnya nilai-nilai keadilan dan kebenaran yang dimiliki bersama secara universal, kesadaran akan perlunya tindakan dari pemerintah dan masyarakat untuk melawan ketidakadilan,” tambahnya.
Untuk itu, menurutnya, perlu melakukan reformasi di PBB, OKI dan semua organisasi dunia agar lebih efektif menghentikan semua kekejaman. Israel harus diberi sanksi dan diskors dari PBB.
Ia mengatakan, saat ini masyarakat telah menunjukkan kesiapan yang kuat untuk bersatu namun pemerintah tidak. Umat Islam mendesak persatuan namun para pemimpin Muslim gagal menerjemahkan persatuan di forum internasional.
Baca Juga: Keluarga Tahanan Israel Kecam Pemerintahnya Sendiri
“Kami mendesak boikot penuh terhadap Israel. Sanksi ekonomi harus diterapkan kepada Israel. Semua negara Muslim harus menerjemahkan tindakan mereka dalam kesatuan di forum internasional,” ujarnya.
Ia juga menegaskan Afrika Selatan yang mengambil tindakan hukum terhadap Israel di ICJ tidak bisa dibiarkan berdiri sendiri. Umat Islam harus bersatu untuk mendukung langkah-langkah hukum lebih lanjut bahkan di ICC.
“Tindakan nyata harus dilakukan pasca-konferensi sehingga tekanan yang cukup harus diterapkan terhadap Israel,” tuturnya. (R/R7/P1)
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang
Mi’raj News Agency (MINA)