Kairo, MINA – Presiden Mesir pada Rabu (3/11) memerintahkan pemerintahannya mulai memindahkan kantornya bulan depan ke ibu kota administratif baru yang luas di gurun di luar Kairo, kata seorang juru bicara.
Presiden Abdel Fattah el-Sissi telah mengarahkan pemerintah untuk memulai masa percobaan enam bulan bekerja dari kompleks baru mulai 1 Desember, menurut juru bicaranya, Bassam Radi, Nahar Net melaporkan.
Kota senilai $45 miliar itu merupakan mega-proyek terbesar yang diluncurkan el-Sissi sejak menjabat pada tahun 2014. Kota ini dibangun di atas lahan seluas 170.000 hektar, sekitar 28 mil (sekitar 45 kilometer) timur Kairo dan ukurannya hampir dua kali lipat. Direncanakan untuk menampung 6,5 juta orang.
Para kritikus menyebut ibu kota baru itu sebagai proyek sia-sia, dengan alasan biayanya bisa lebih baik digunakan membangun kembali ekonomi yang hancur dan memperbarui Kairo.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Tetapi pemerintah berpendapat bahwa ibu kota baru diperlukan untuk menyerap populasi yang berkembang pesat di Kairo, yang akan berlipat ganda menjadi 40 juta pada tahun 2050.
Presiden juga mengatakan bahwa ibu kota baru, dan proyek-proyek lain mulai dari jalan baru dan kompleks perumahan, hingga Perluasan Kanal Suez, menarik investor dan menciptakan lapangan kerja bagi lebih dari 100 juta penduduk negara itu.
Kota ini akan menampung Presiden, Kabinet, Parlemen dan Kementerian. Para perencana menjanjikan taman umum sepanjang 21 mil, bandara, gedung opera, kompleks olahraga, dan 20 gedung pencakar langit, termasuk yang tertinggi di Afrika, pada ketinggian 345 meter (sekitar 1.132 kaki).
Harian Al-Ahram yang dikelola negara melaporkan, pemerintah telah merencanakan untuk merelokasi 52.300 pegawai pemerintah ke ibu kota baru pada pertengahan 2020, tetapi rencananya tertunda oleh pandemi virus corona.
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
El-Sissi mengatakan awal tahun ini bahwa memindahkan pemerintah ke ibu kota baru akan “membawa era baru kerja pemerintah modern.” Dia mengacu pada teknologi canggih yang digunakan untuk membangun kantor pemerintahan di sana.
Pergeseran kursi kekuasaan di luar Kairo akan menjadi yang pertama sejak penaklukan Muslim di abad ke-7. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB