Abuja, 13 Jumadil Akhir 1436/2 April 2015 (MINA) – Presiden Nigeria Goodluck Jonathan, mengakui kekalahannya dalam pemilu presiden dan mengeluarkan pernyataan yang mendesak pendukungnya menerima hasil yang dimenangkan Muhammadu Buhari, mantan penguasa militer.
“Tidak ada ambisi bernilai darah pada setiap warga Nigeria,” katanya dalam sebuah pernyataan Selasa (31/3) yang dikeluarkan setelah kekalahannya, Al Jazeera melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan.
Pernyataan Jonathan tersebut membuat PBB memuji sebagai “bukti kematangan demokrasi Nigeria”.
Jonathan dijadwalkan secara resmi melakukan serah terima jabatannya pada 29 Mei.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
People’s Democratic Party (PDP), partainya Jonathan, telah berkuasa sejak berakhirnya kekuasaan militer pada 1999, tetapi mereka telah kehilangan dukungan karena beberapa skandal korupsi di sektor minyak dan gagalnya mencegah pembunuhan oleh kelompok pemberontak Boko Haram di timur laut.
Mantan penguasa militer Buhari menjadi orang Nigeria pertama yang mengalahkan presiden berkuasa melalui kotak suara.
Kemenangan Buhari adalah yang pertama kali dalam sejarah Nigeria, di mana partai oposisi secara demokratis menguasai negara dari partai yang berkuasa.
Al Jazeera melaporkan dari Lagos, ada kejutan di mana Jonathan telah mengucapkan selamat kepada Buhari dan kekerasan tidak muncul setelah pengumuman hasil pemilu.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Pada pemilu 2011, lebih 800 orang tewas ketika massa memprotes kekalahan Buhari.
Pengumuman hasil pemilu disambut dengan perayaan di seluruh negeri. Banyak orang yang bersemangat dan berharap itu akan menandai awal baru dan memberi kemajuan bagi negara.
Ratusan pendukung Buhari berkumpul merayakan kemenangan di luar rumahnya di Abuja. Sebagian mengacungkan sapu sebagai simbol janji Buhari untuk membersihkan korupsi. (T/P001/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa